Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Delay" Parah Lion Air Dinilai Tak Wajar

Kompas.com - 21/02/2015, 15:58 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Lion Air menjadi mendapatkan sorotan tajam dari berbagai pihak, menyusul delay parah yang membuat ribuan penumpang telantar. Kejadian itu dinilai tak wajar, karena jumlah armada maskapai bergambar kepala singa itu sebenarnya cukup banyak.

Pengamat penerbangan Dudi Sudibyo mengatakan kisruh Lion Air menimbulkan banyak pertanyaan. "Apa iya, gara-gara ada beberapa pesawat yang ganggunan sampai menyebabkan delay parah?" ujarnya kepada Kompas.com, Jumat petang, (20/2/2015).

Dia menduga, ada ketidakberesan di balik delay parah yang terjadi sejak Rabu hingga semalam. Salah satunya kemungkinan adalah masalah keuangan. "Lion harus membayar utang-utangnya dalam dollar AS, sedangkan saat ini nilai tukar rupiah melemah. Padahal, Lion pendapatannya dalam rupiah," lanjutnya.

Sementara itu, Direktur Umum Lion Air Edward Sirait dalam konferensi pers di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, kemarin mengatakan bahwa penerbangan Lion Air kerap tertunda karena ada berbagai kendala pada pesawat.

Meski begitu, Edward mengaku bahwa manajemen selalu berusaha memberikan yang terbaik kepada penumpang. "Kami selalu memperbaiki itu, supaya lebih baik," kata dia.

Sementara itu, terkait delay parah sejak Rabu sore, Edward mengatakan kan bahwa hal itu disebabkan karena adanya masalah pada beberapa pesawat Lion Air.

Dia pun meminta maaf atas terjadinya ketidaknyamanan itu dan berjanji akan membayar ganti rugi kepada semua penumpang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Citi Indonesia 'Ramal' The Fed Bakal Pangkas Suku Bunga Acuan hingga Satu Persen Sepanjang 2024

Citi Indonesia "Ramal" The Fed Bakal Pangkas Suku Bunga Acuan hingga Satu Persen Sepanjang 2024

Whats New
Gandeng UGM, Kementan Berikan Bantuan Benih Padi Varietas Gamagora 7 di Sisipan Lahan Perkebunan

Gandeng UGM, Kementan Berikan Bantuan Benih Padi Varietas Gamagora 7 di Sisipan Lahan Perkebunan

Whats New
Tips Hindari Pembobolan Rekening lewat Nomor HP yang Sudah Hangus

Tips Hindari Pembobolan Rekening lewat Nomor HP yang Sudah Hangus

Whats New
Bersama Kementerian BUMN, Bank Mandiri Gelar Program Mandiri Sahabat Desa di Morowali

Bersama Kementerian BUMN, Bank Mandiri Gelar Program Mandiri Sahabat Desa di Morowali

Whats New
Sambangi Paris, Erick Thohir Bertemu Presiden Perancis dan Presiden FIFA

Sambangi Paris, Erick Thohir Bertemu Presiden Perancis dan Presiden FIFA

Whats New
Buka Kantor Baru, Sucofindo Sasar Pasar Perusahaan Tambang di Sulteng

Buka Kantor Baru, Sucofindo Sasar Pasar Perusahaan Tambang di Sulteng

Whats New
Anak Usaha Pertamina Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Usia 35 Tahun Bisa Daftar

Anak Usaha Pertamina Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Usia 35 Tahun Bisa Daftar

Work Smart
Garuda Indonesia Angkat Mantan KSAU Fadjar Prasetyo Jadi Komisaris Utama

Garuda Indonesia Angkat Mantan KSAU Fadjar Prasetyo Jadi Komisaris Utama

Whats New
Bertemu Dubes Persatuan Emirat Arab, Menaker Ida Bahas Tindak Lanjut Kerja Sama Penempatan PMI

Bertemu Dubes Persatuan Emirat Arab, Menaker Ida Bahas Tindak Lanjut Kerja Sama Penempatan PMI

Whats New
Temui Dubes Libya, Menaker Ida Harap Inisiasi Kerja Sama Ketenagakerjaan Indonesia-Libya Segera Terwujud

Temui Dubes Libya, Menaker Ida Harap Inisiasi Kerja Sama Ketenagakerjaan Indonesia-Libya Segera Terwujud

Whats New
Contoh Surat Jual Beli Tanah Bermeterai

Contoh Surat Jual Beli Tanah Bermeterai

Whats New
Apa Itu Agen: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Bedanya dengan Distributor

Apa Itu Agen: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Bedanya dengan Distributor

Earn Smart
Tenaga Kerja Alih Daya Terampil Dinilai Jadi Solusi Mengatasi Pengangguran

Tenaga Kerja Alih Daya Terampil Dinilai Jadi Solusi Mengatasi Pengangguran

Work Smart
Rupiah Sempat Melemah Lagi ke Rp 16.000, Gubernur BI: Enggak Usah Kaget, Enggak Usah Bingung..

Rupiah Sempat Melemah Lagi ke Rp 16.000, Gubernur BI: Enggak Usah Kaget, Enggak Usah Bingung..

Whats New
Manfaatkan AI, BTN Maksimalkan Transformasi Digital untuk Layani Nasabah

Manfaatkan AI, BTN Maksimalkan Transformasi Digital untuk Layani Nasabah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com