Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Beras Melejit, KPPU Tak Bisa Tindak Spekulan Lokal

Kompas.com - 03/03/2015, 10:10 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Nawir Messi menyatakan pihaknya tidak bisa menindak para spekulan lokal yang menyebabkan harga beras melejit beberapa hari lalu hingga menembus Rp 12.000 per kilogram.

“Kami tidak bisa menindak,” kata Nawir ditemui di Kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (2/3/2015).

Nawir menjelaskan, kegiatan kartel didefinisikan sebagai koordinasi pihak-pihak pelaku yang tadinya bersaing menjadi tidak bersaing, dalam hal mengurangi suplai, menetapkan harga secara bersama-sama, atau membagi wilayah pasar. “Kalau harga naik begitu saja, karena suplai langka, tidak ada panen, tidak bisa disebut kartel,” kata Nawir.

Sejauh ini, dia bilang, timnya yang bekerja terus-menerus tidak menemukan adanya dugaan kartel. Kalaupun Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mempermasalahkan para spekulan pasar, Messi memastikan hal tersebut bukan ranah KPPU.

“Ketika Pak Rachmat bilang seperti itu (ada kartel), kami merasa kok rasanya tidak seperti itu ya. Jadi, dengan segala hormat saya ke Pak Menteri, temuan kami agak berbeda. Bahwa ada situasi yang melakukan pengoplosan, dari sisi kami itu tidak ada persoalan. Tapi kalau sisi Kemendag jadi masalah ya silakan saja. Itu bukan wilayah kami,” jelas Nawir.

“Tapi sekali lagi saya mengingatkan itu bukan kartel. Itu bukan sesuatu yang berada di wilayah hukum persaingan. Kami tidak ikut-ikut memberantas itu. Tapi kalau Kemendag menganggap itu adalah persoalan yang mengganggu perdagangan, ya silakan (ditindak),” kata dia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), harga beras pada Februari 2015 mulai mengalami kenaikan dari level tengah rantai suplai. Harga gabah di tingkat petani turun 2,1 persen, namun harga di tingkat penggilingan mengalami kenaikan 0,33 persen.

Selanjutnya, pedagang beras grosiran menaikkan harga sebesar 1,01 persen, dan pedagang eceran kembali menaikkan harga lebih tinggi sebesar 2,88 persen.

Dalam diskusi Sabtu (28/2/2015), Komisioner KPPU Syarkawi Rauf mengatakan, kemungkinan pemain perberasan kali ini ada di level tengah secara lokal. (Baca: KPPU Cium Pemain Beras Ada di Pedagang Besar Lokal)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com