Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengelola Keluhan, Menuai Peluang

Kompas.com - 03/03/2015, 14:15 WIB

oleh Jazak YA
@jazakYA

KOMPAS.com - Dalam kehidupan sehari-hari kita tak terlepas dari situasi di mana stakeholder (orang yang memiliki kepentingan dengan produk dan korporasi) kita mengajukan keberatan (objection), keluhan (complaint), dan pertanyaan (concern). Keluhan tersebut umumnya sangat berkaitan dengan sesuatu yang kita tawarkan, sampaikan atau berikan.

Di dalam konteks dunia penjualan, seorang penjual seringkali harus menghadapi keluhan, keberatan atau perhatian dari pelanggan, prospek, dan calon pembeli.

Berdasarkan pengalaman empiris penulis, keluhan yang dihadapi oleh tenaga penjual jumlahnya bisa empat kali lipat dibanding dengan pernyataan yang mengindikasikan minat terhadap produk dan jasa yang ditawarkan.

Seringkali, seorang penjual menghadapi berondongan keluhan, keberatan, dan pertanyaan dari calon pembeli, di saat mereka belum sampai di akhir penjelasan atau presentasi mereka.

Kondisi ini sering membuat kita gusar, karena jangankan membeli, keluhan tersebut sudah cukup mencegah mereka tertarik atau sekedar menerima ide atau konsep yang disampaikan.

Setali tiga uang dengan korporasi. Perusahaan juga kerap harus menghadapi dan merespon aneka ragam komplain, hambatan, serta pertanyaan dari pihak birokrasi, asosiasi konsumen, lembaga perlindungan konsumen, lembaga swadaya masyarakat, dan khalayak umum.

Apakah semua keluhan pelanggan buruk?
Ingat seburuk apapun, keluhan yang disampaikan pelanggan adalah  suatu buying  signal  yang memiliki nilai atau value positif.

Berikut nilai-nilai positif yang ada dibalik setiap keluhan yang dilemparkan pelanggan:

1. Complaint atau keluhan menunjukkan perhatian atau concern pelanggan terhadap produk atau jasa dan korporasi.
2.  Keluhan menunjukkan bahwa para pelanggan telah terlibat meski keterlibatan tersebut belum secara dalam dan belum pada hal yang positif.
3.   Naik satu tingkat lagi dari sekedar perhatian yaitu setiap keluhan menunjukkan bahwa sebenarnya pelanggan telah meniti tangga ke situasi bahwa mereka menyukai produk yang ditawarkan.
4.   Jika disampaikan oleh loyal customer, keluhan menunjukkan bahwa pelanggan mencintai atau bahkan sangat mencintai produk, jasa, dan layanan yang selama ini mereka beli dan nikmati.
5.  Dari setiap keluhan yang Anda terima dari pelanggan, jika bisa dikelola dengan cerdas keluhan akan mendorong koprorasi untuk terus melakukan perbaikan berkelanjutan.
6.  Stay close with the enemy better you know first than your competitor.  Dengan keluhan yang diterima, akan membuat Anda beserta jajaran korporasi, khususnya tim customer service menjadi awas dan senantiasa waspada, membuat anda selangkah lebih maju, lebih cepat dari pesaing dalam  mengenali dan melihat jika ada yang tidak beres dengan produk dan layanan yang selama ini dideliver.
7.  As overall compalint is buying signal. Nah sebagai penutup pada simpulan Value of Complaint. Sekali lagi mari kita kuatkan hati dan pikiran, sesungguhnya keluhan adalah pertanda baik, yaitu suatu tanda mereka berminat, berhasrat, dan ingin tahu lebih lanjut mengenai produk dan jasa yang terlanjur mereka dengar, dan lihat bahkan sedikit sudah dirasakan.

Maka mulai saat ini, jangan “grogi” dengan keluhan pelanggan, dari paparan di atas sebenarnya jika pelanggan menyampaikan keluhan langkah pertama yang harus diyakini adalah kita bersyukur mereka pelanggan menyampaikan kepada kita bukan kepada pihak lain atau sang pesaing. Yang perlu kita lakukan adalah bagaimana mengubah complaint menjadi cash.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com