Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi-Relawan Jadi Komisaris BUMN, Silakan Diadu dengan Profesional...

Kompas.com - 20/03/2015, 18:19 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Politisi Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDI-P) Aria Bima heran dengan pandangan orang-orang yang mempermasalahkan duduknya sejumlah kader partai politik dalam jajaran dewan komisaris perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Menurut Aria, tidak ada larangan untuk menduduki jabatan komisaris, selama orang tersebut sudah tidak aktif di parpol. Sementara itu, relawan Joko Widodo (Jokowi) tidak seluruhnya merupakan politisi, ada juga yang berlatarbelakang profesional.

Aria menilai, orang yang memandang kontra masuknya kader parpol dalam jajaran dekom perusahaan BUMN hanyalah orang-orang yang mindset-nya perlu diubah. Fungsi partai memang salah satunya adalah melakukan kaderisasi para pemimpin bangsa.

“Saya justru menanyakan mindset mereka, apakah fungsi parpol ini dilarang? Perkara dulu BUMN dijadikan sapi perah, terserah. Sekarang ini kan beda, semua sudah transparan,” tegas anggota Komisi VI DPR-RI itu kepada kompas.com, Jumat (20/3/2015).

Aria lebih lanjut menuturkan, pada masa Orde Baru lalu di mana komisaris perusahaan BUMN kebanyakan hanya berisi dari internal, juga tidak menghasilkan kemajuan signifikan.

Aria menegaskan, keberhasilan atau kemajuan perusahaan BUMN bukan ditentukan dari apakah pejabatnya banyak dari orang parpol atau tidak. Yang penting, adalah kompetensinya.

Pengawal Jokowi

Menurut Aria, masuknya relawan di dalam pemerintahan justru membuktikan bahwa para relawan ini tidak hanya berjuang untuk memenangkan Jokowi-JK saat pemilu presiden. Lebih dari itu, para relawan itu juga turut mengawal jalannya pemerintahan. Malah dia beranggapan bahwa banyak relawan yang belum “tertampung” dalam pemerintahan.

Padahal menurut Aria, figur-figur profesional di relawan Jokowi sangat memiliki kompetensi dan integritas. “Belum semua pada masuk. Menurut saya relawan Jokowi kurang direkrut. Banyak relawan dari partai dan kader partai yang background-nya profesional. Menurut saya perlu diperbanyak, karena tugas mereka tidak selesai hanya memenangkan Jokowi, tapi mengawal,” kata Aria.

Hanya saja, lanjut Aria, dia menyadari munculnya prokontra ini lantaran kader-kader parpol dan relawan yang duduk di jajaran pejabat BUMN terkesan tertutup.

Aria menyarankan, jabatan-jabatan tersebut dilelang atau dilakukan seleksi terbuka saja. “Dibuka transparan saja. Kalau perlu peserta assesment-nya terbuka. Silakan kader atau relawan yang dari profesional ikut seleksi, silakan diadu, yang mengaku profesional,” tandas Aria.

Sebagaimana diberitakan sejumlah kader partai politik duduk di kursi Dewan Komisaris beberapa bank BUMN. Salah satunya adalah Cahaya Dwi Rembulan Sinaga yang menjadi Komisaris Independen di Bank Mandiri. Cahaya tercatat menjadi caleg pada pemilu 2009 dari PDI Perjuangan di Kalimantan Tengah.

Selain itu, politikus Pataniari Siahaan yang juga menjadi komisaris di BNI. Pataniari tercatat menjadi anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan periode 1999-2004 dan 2004-2009. Ia sempat kembali menjadi caleg di Pileg 2014 namun gagal terpilih.

baca juga: Ini Politisi-Relawan yang Jadi Komisaris BUMN

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PTMP Tebar Dividen Rp 4,2 Miliar, Perdana Sejak IPO

PTMP Tebar Dividen Rp 4,2 Miliar, Perdana Sejak IPO

Whats New
Apa itu NPWP? Ini Penjelasannya

Apa itu NPWP? Ini Penjelasannya

Work Smart
Great Eastern Life Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 208 Miliar Sepanjang 2023

Great Eastern Life Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 208 Miliar Sepanjang 2023

Whats New
Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Whats New
Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Earn Smart
Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Whats New
Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com