Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenhub: Pembangunan Pelabuhan Cilamaya Jalan Terus

Kompas.com - 30/03/2015, 12:12 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan pembangunan Pelabuhan Cilamaya akan terus dibangun. Meski ditentang berbagai pihak, Kemenhub menyatakan studi teknis dan dampak lingkungan sudah dilakukan konsultan internasional dan melibatkan manajemen Pertamina serta SKK Migas sebelumnya.

"Pra Studi Kelayakan (Pre Feasibility Study) dilakukan tahun 2010; Studi Kelayakan (Feasibility Study) dilakukan tahun 2011-2012. Studi Amdal (Draft Final). Studi Amdal (Draft Final) untuk pelabuhan dan akses jalan telah dilakukan tahun 2012, namun masih perlu disempurnakan," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhub J.A Barata dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jakarta, Minggu (29/3/2015).

Dia menjelaskan, proyek pembangunan Pelabuhan Cilamaya merupakan inisiatif Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Pembangunan Pelabuhan Tersebut kata Barata adalah bagian dari Program Penurunan Biaya Logistik Nasional dalam Jangka Panjang yang juga sesuai arahan Presiden dan Wakil Presiden. Barata membantah apabila dikatakan pembangunan Pelabuhan Cilamaya merupakan inisiatif Kemenhub.

"Pembangunan Pelabuhan Cilamaya bukan proyek Kemenhub tapi inisiatif yang dimotori Bappenas. Disamping Bappenas, mengingat pelabuhan Cilamaya merupakan program prioritas MP3EI (Perpres Nomor 32 Tahun 2011)," kata dia.

Menurut dia, proyek tersebut tak hanya melibatkan Kemenhub semata, berbagai kementerian pun ikut terlibat. Bahkan kata dia, Pertamina, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Kabupaten Karawang juga ikut ambil bagian dalam proyek tersebut.

"Pelaksanaannya juga melibatkan berbagai Kementerian termasuk Kementerian PU (menyangkut akses jalan), Kementerian Pertanian terkait dengan perlindungan lahan persawahan, Kementerian Lingkungan Hidup terkait dengan Amdal, Kementerian ESDM, PT Pertamina, Pemprov Jabar, Pemkab Karawang, terkait dengan kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi atau Kabupaten. yang dikoordinasikan oleh Kantor Menko Perekonomian pada Kabinet yang lalu," ucap Barata.

Sementara itu, dengan adanya rencana pergeseran ke lokasi baru kurang lebih 2,9 km ke arah barat dari lokasi semula, Pemerintah akan melakukan Studi Amdal. Kemenhub berharap pembangunan yang akan dilakukan oleh pihak swasta murni tanpa menggunakan APBN tersebut tak mengganggu lahan pertanian sehingga akses jalan dibangun dalam sistem closed gate dan elevated.

baca juga: Polemik Pelabuhan Cilamaya, Kemenhub Tak Korbankan Pertamina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com