Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harapan Menjadi Begitu Dekat

Kompas.com - 06/04/2015, 23:18 WIB

KOMPAS.com - Mata Novi Rustiawan (29) warga Kampung Tanjungsari, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Gunung Guruh, Kabupaten Sukabumi, sayu. Tubuhnya tergolek lemas di atas ranjang Instalasi Gawat Darurat Unit Pengelola Teknis Rumah Sakit Umum Daerah Al Mulk, Kota Sukabumi. Sudah empat hari, nafsu makannya hilang. Jarum infus menusuk lengan kirinya mengalirkan gizi cair pengganti makanan yang selalu ditolak tubuhnya.

Tidak lama setelah sampai di rumah sakit, Novi didatangi Ivana Utami Dewi (28) satu dari tiga dokter di Al Mulk. Ivana memaparkan pemeriksaan awal sakit yang diderita Novi. ”Sementara ini gejala tifus. Untuk pastinya, menunggu pemeriksaan laboratorium. Mungkin bapak terlalu lelah bekerja, sehingga kurang memperhatikan makanan, ya?” tanya Ivana.

Novi mengangguk lemah. Suaranya lirih saat mengatakan seminggu terakhir bekerja lebih berat dari biasanya. Sudah seminggu, ia berada di belakang mesin pengemasan salah satu makanan ringan. Digaji Rp 1,9 juta per bulan, ia ingin mengumpulkan uang lembur sebelum memutuskan berwirausaha.

Novi bersyukur rumahnya berjarak kurang dari 1 kilometer dari Al Mulk. Jarak rumah sakit tipe D yang berdiri sejak Januari 2015 itu jauh lebih dekat ketimbang RSUD Tipe B Syamsudin di pusat Kota Sukabumi. ”Kalau orang Kota Sukabumi biayanya gratis. Andai Kabupaten Sukabumi ada seperti ini, pasti biaya pengobatan saya juga gratis,” katanya.

Hindun (53) warga Liang Tutut, Kecamatan Lembur Situ, Kota Sukabumi, yang dirawat di ruang yang sama merasakan keistimewaan itu. Dalam dua bulan terakhir, janda dua anak ini dirawat dua kali di Al Mulk akibat kelebihan kolestrol. Semua biaya berobat gratis setelah mendapat rujukan dari puskesmas terdekat. ”Fasilitas ini sangat membantu warga miskin seperti saya,” kata Hindun tersenyum, lalu meringis, didera pusing di kepalanya.

Senyuman Hindun itu yang menjadi alasan Wali Kota Sukabumi Mohamad Muraz menggagas pendirian Al Mulk. Rumah sakit itu memang diperuntukkan bagi warga kurang mampu di pinggiran Kota Sukabumi. Namun, berada di Lembur Situ, perbatasan antara Kabupaten Sukabumi, membuat Al Mulk juga menjadi andalan warga dari daerah tetangga.

Keberadaan Al Mulk juga berperan meringankan beban RSUD Syamsudin yang sebelumnya selalu menjadi andalan pasien rujukan dari puskesmas. Dengan kapasitas hingga 700 tempat tidur, rumah sakit tipe B itu menanggung beban berat melayani akses kesehatan masyarakat.

 ”Berbagai daerah di Indonesia belajar tentang pengelolaan rumah sakit ini. Dalam waktu dekat akan ditambah fasilitasnya dari hanya 20 tempat tidur menjadi 50 tempat tidur. Kami juga sudah petakan pembangunan RSUD tipe D serupa di kecamatan lain,” kata Muraz.

Al Mulk menjadi satu dari sekian strategi Pemerintah Kota Sukabumi mendekatkan akses kesehatan kepada warganya. Sebelumnya layanan di puskesmas di 15 kecamatan diperbaiki. Jarak jangkauannya dengan masyarakat menjadi sangat dekat.
Baca Juga
Pesan Singkat untuk Masa Depan yang Panjang [Konten premium] Cetak | 6 April 2015

Teknologi informasi juga dimasukkan. Puskesmas menerapkan sistem e-puskemas, sehingga data pasien bisa langsung diterima di rumah sakit rujukan di jantung Kota Sukabumi. Hal itu diyakini bisa memudahkan proses administrasi pasien.

”RSUD Syamsudin juga kami perkuat demi kenyamanan pasien. Di antaranya, terkoneksi dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial online, penggunaan serat optik sebagai infrastruktur internal, teknologi telemedicine untuk mempermudah pelayanan kesehatan terhadap pasien di daerah terpencil, hingga integrasi sistem informasi kesehatan dengan puskemas,” kata Muraz.

Jadi contoh

Kota Sukabumi beranjak cepat sejak ditetapkan menjadi kotapraja (gemeente) pada 1 April 1914. Pembangunan infrastruktur transportasi, kesehatan, pendidikan, hingga militer membuat kota ini menjadi tempat tinggal idola pemilik perkebunan teh tempo dulu.

Pada zaman pergerakan kemerdekaan, tempat ini juga tak kehilangan pesona. Setelah diasingkan di Banda Neira dan sebelum dipindah ke Jakarta, Hatta dan Sjahrir sempat singgah di Kota Sukabumi tahun 1942. Dalam memoar yang ditulis Meutia Hatta, Sukabumi menjadi salah satu tempat terindah dalam hidup ayahnya, Mohammad Hata.

Kini, 73 tahun kemudian, keindahan itu coba ditawarkan lagi. Bukan sekadar keindahan alamnya, tetapi juga pelayanan masyarakat lewat konsep kota cerdas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Cara Cek Nomor Rekening Penipu atau Bukan secara Online

5 Cara Cek Nomor Rekening Penipu atau Bukan secara Online

Whats New
Simak 5 Tips Mengelola Keuangan untuk Pasutri LDM

Simak 5 Tips Mengelola Keuangan untuk Pasutri LDM

Earn Smart
Luhut Bilang, Elon Musk Besok Pagi Datang ke Bali, Lalu Ketemu Jokowi

Luhut Bilang, Elon Musk Besok Pagi Datang ke Bali, Lalu Ketemu Jokowi

Whats New
Sandiaga Soroti Pengerukan Tebing di Uluwatu untuk Resort, Minta Alam Jangan Dirusak

Sandiaga Soroti Pengerukan Tebing di Uluwatu untuk Resort, Minta Alam Jangan Dirusak

Whats New
Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

Whats New
Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan 'Employee Benefit'

Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan "Employee Benefit"

Whats New
Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Spend Smart
Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Whats New
Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Whats New
Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Whats New
Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com