Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Jeblok, Pemerintah Diminta "Stop" Jual Mimpi Kesejahteraan

Kompas.com - 09/05/2015, 16:07 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tingkat kepuasan publik dalam bidang ekonomi kepada pemerintahan Jokowi-JK sangat rendah. Setidaknya itu tercermin dari survei Hasil Riset Poltracking Indonesia yang menunjukkan angka ketidakpuasan masyarakat 66 persen.

Bahkan, dalam survei Litbang Kompas bulan lalu, 79,2 persen masyarakt menolak langkah Presiden Jokowi menaikkan harga BBM.

Menurut Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati, pemerintah harus menggenjot kinerja di bidang ekonomi secara maksimal.

Kata dia, pemerintah jangan lagi menjual mimpi kesejahteraan, tanpa ada aksi nyata mewujudkan mimpi tersebut

"Yang paling penting itu kesejahteraan. Jadi bukan lagi menjual mimpi (kesejahteraan). Walau sulit, tetapi jangka pendek ada kesejahteraan itu, walau sedikit," ujar Enny di Jakarta, Sabtu (9/5/2015).

Enny bisa mengerti, belum cairnya anggaran karena banyak perubahan nomenklatur Kementerian dan Lembaga Negara membuat pembangunan pada kuartal I-2015 tersendat.

Namun kata dia, perubahan tak harus selalu menunggu dana cair. Berbagai perubahan, terutama perubahan regulasi seharusnya bisa dilakukan pemerintah sehingga sumbatan-sumbatan dalam ekonomi Indonesia bisa hilang.

Misalnya, perizinan investasi yang selalu dikeluhkan pengusaha dan lambatnya kinerja birokrasi.

"Pemerintah harus mengakomodasi dunia usaha dengan menciptakan iklim usaha yang benar-benar sehat, perizinan diperbaiki, lalu PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu) harus menjawab dunia usaha," kata dia.

Sebelumnya, Enny mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2015 4,71 persen merupakan indikator belum maksimalnya kinerja pemerintah. Dia pun menilai tepat apabila Presiden Jokowi melakukan evaluasi para pembantunya, terutama Menteri ekonomi.

Bahkan Enny menyebutkan beberapa menteri patut mendapat catatan serius dari Presiden. Misalnya Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin, Meteri UMKM AA Gede Ngurah Puspayoga, dan Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman.

"Perindustrian kan hanya tumbuh di bawah 4 persen, kalau Menteri UMKM juga gak ada progresnya, ada lagi Menteri Pertanian yang turun juga (kinerjanya)," kata Enny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com