Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri ESDM: Presiden Minta Petral Terus Diinvestigasi!

Kompas.com - 15/05/2015, 19:48 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan, Presiden Joko Widodo meminta agar investigasi di tubuh Petral tetap dilanjutkan. Jokowi juga menginstruksikan agar Kementerian ESDM tidak ragu untuk membawa pelanggaran-pelanggaran itu ke ranah hukum.

"Ketika kami melaporkan tadi, dan Bu Rini (Menteri BUMN) juga melaporkan. Arahan beliau investigasi harus dilanjutkan karena itu adalah cara untuk menghilangkan berbagai spekulasi," ujar Menteri ESDM Sudirman Said di Istana Kepresidenan, Jumat (15/5/2015).

Sudirman mengungkapkan, investigasi terhadap Petral akan semakin menerangkan dugaan yang selama ini ditujukan kepada anak perusahaan Pertamina itu. Menurut Sudirman, Presiden meminta agar tim investigasi tidak perlu ragu melaporkan ke penegak hukum apabila menemui penyimpangan di Petral.

Sejak awal, lanjut Sudirman, Presiden Jokowi menaruh perhatian khusus untuk Petral. "Sejak awal memang presiden memberi arahan Petral itu musti diseriusi karena memang di masa lalu reputasinya itu sarat dengan praktek yang tidak transparan begitu," ucap dia.

PT Pertamina (Persero) mengumumkan pembubaran Pertamina Energy Trading Ltd (Petral) beserta anak usahanya, Pertamina Energy Services Pte Ltd (PES) dan Zambesi Investments Limited (ZIL), Rabu (13/5/2015) siang. Langkah pembubaran Petral Grup akan didahului dengan uji tuntas keuangan dan legal serta audit investigasi yang akan segera dilakukan.

Dengan pembubaran Petral, maka kegiatan bisnis Petral Group terutama yang menyangkut ekspor-impor minyak mentah dan produk kilang akan sepenuhnya dijalankan Pertamina melalui Integrated Supply Chain (ISC). Pada saat yang sama Pertamina akan merampungkan perbaikan tata kelola dan proses bisnis yang akan dijalankan oleh ISC.

ISC sejak Januari 2015 lalu sudah mulai menggantikan peran Petral. Oleh karena itu, bersamaan dengan progam efisiensi lainnya, Pertamina berhasil melakukan efisiensi hingga mencapai 22 juta dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com