Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Anjlok ke Kisaran Rp 13.800 Per Dollar AS

Kompas.com - 12/08/2015, 08:58 WIB
Robertus Benny Dwi Koestanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS makin terpuruk pasca devaluasi yuan. Pada awal perdagangan di pasar spot pagi ini, rupiah langsung tenggelam menembus level 13.800 dibanding penutupan kemarin pada 13.607,4.

Data Bloomberg pukul 08.45 WIB menunjukkan, mata uang Garuda terpuruk ke posisi Rp 13.810 per dollar AS, posisi terendah sejak masa krisis tahun 1998. Tercatat pada tanggal 17 Juni 1998, rupiah pernah berada di puncak rekor terlemah pada Rp 16.650 per dollar AS.

Langkah People's Bank of China mendevaluasi nilai tukar Yuan berpotensi mempersulit posisi rupiah dalam jangka menengah. Menyusul devaluasi Yuan, hampir seluruh mata uang di Asia-Pasifik melemah cukup tajam bersamaan dengan anjloknya harga komoditas.

PBoC pada Selasa (11/8/2015) memutuskan untuk mendevaluasi Yuan yang diperkirakan dilakukan untuk mendongkrak tingkat kompetisi barang ekspor Tiongkok yang terus tergerus. Selain akibat kenaikan produktivitas dan gaji buruh, juga akibat pelemahan “sengaja” mata uang negara kompetitor (seperti Korea dan Jepang).

Menurut Riset Samuel Sekuritas Indonesia, Tiongkok juga mungkin ingin menangkap kesempatan perbaikan ekonomi AS yang merupakan pasar tujuan ekspor utamanya. Semenjak 2011 pertumbuhan tahunan ekspor Negeri Tirai Bambu itu secara konsisten melambat, sejalan dengan pertumbuhan PDB yang turun.

Namun strategi itu menunjukkan janji menjadikan konsumsi domestik sebagai mesin utama ekonomi hanyalah omong kosong. Menyusul devaluasi Yuan, hampir seluruh mata uang di Asia-Pasifik melemah cukup tajam bersamaan dengan anjloknya harga komoditas.

Siang ini ditunggu angka penjualan ritel dan produksi industri Tiongkok yang diperkirakan stabil Rupiah ikut melemah walaupun tidak setajam mata uang lain. Hal itu sudah cukup membawa rupiah mencapai level terlemah baru semenjak 17 tahun terakhir. Selain terbawa pelemahan mata uang global dan juga komoditas, posisi Indonesia sebagai salah satu rekan dagang utama Tiongkok dan eksportir komoditas akan membuat prospek perekonomian secara keseluruhan terkena dampak buruk devaluasi Yuan.

Dari domestik selain angka CAD yang ditunggu Jum’at (14/8/2015) siang, isu reshuffle kabinet mulai menyeruak lagi yang bakal diumumkan dalam waktu dekat, kemungkinan siang ini. "Secara umum isu negatif masih akan mendominasi pergerakan rupiah dalam jangka menengah," demikian Riset Samuel Sekuritas Indonesia.

Baca juga: Rupiah Kembali Catat Rekor Terendah, BI Sebut Terpengaruh Tiongkok

Kompas TV Rupiah Terus Mengalami Penurunan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Simak 5 Tips Mengelola Keuangan untuk Pasutri LDM

Simak 5 Tips Mengelola Keuangan untuk Pasutri LDM

Earn Smart
Luhut Bilang, Elon Musk Besok Pagi Datang ke Bali, Lalu Ketemu Jokowi

Luhut Bilang, Elon Musk Besok Pagi Datang ke Bali, Lalu Ketemu Jokowi

Whats New
Sandiaga Soroti Pengerukan Tebing di Uluwatu untuk Resort, Minta Alam Jangan Dirusak

Sandiaga Soroti Pengerukan Tebing di Uluwatu untuk Resort, Minta Alam Jangan Dirusak

Whats New
Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

Whats New
Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan 'Employee Benefit'

Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan "Employee Benefit"

Whats New
Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Spend Smart
Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Whats New
Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Whats New
Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Whats New
Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com