Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekening TKI Tingkatkan Remitansi dan Cegah Potongan Gaji Berlebih

Kompas.com - 22/09/2015, 11:04 WIB
Latief

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid dalam kunjungannya ke Singapura, Senin (21/9/2015), mengadakan diskusi three-partied bersama KBRI Singapura. Diskusi dihadiri ratusan agensi, Ketua Umum APJATI, Pimpinan BNI Singapura, serta perwakilan TKI.

Diskusi membahas beberapa hal pokok, salah satunya pemotongan gaji yang tidak sesuai dengan cost structure yang jumlahnya mencapai enam kali gaji. Dengan pemotongan itu, take home pay diterima oleh TKI hanya menjadi 50-70 dollar Singapura dan hal itu sudah berjalan selama 8 bulan.

"Oleh karena itu BNP2TKI turut serta menghadirkan perbankan dan mengumumkan program layanan keuangan terpadu. Salah satunya adalah pembayaran gaji yang ditransfer melalui rekening bank atas nama TKI tersebut di Singapura," kata Nusron, Selasa (22/9/2015).

Program tersebut disambut baik oleh semua pihak yang hadir dalam acara diskusi itu. Untuk itu, Nusron berharap adanya zero cost bagi TKI. Namun, jika dalam waktu dekat hal itu masih belum dapat dilaksanakan, program layanan keuangan terpadu adalah harapan.

"Sudah ada dua bank yang sudah melakukan MoU dan memiliki jaringan di Singapura, yakni BNI dan BII Maybank. Kedua bank ini yang akan melakukan proses pembukaan rekening atas nama TKI di Singapura sebelum TKI berangkat sehingga nomer rekening pembayaran gaji dapat dimasukkan ke dalam kontrak," ujarnya.

Dengan demikian, lanjut Nusron, TKI dengan kontrak baru sudah bisa langsung mendapatkan pelayanan pembukaan rekening sehingga gajinya bisa langsung masuk ke rekening. Dengan solusi itu, dia meyakini pemotongan gaji berlebihan oleh PPTKIS bisa dihindari. Selain itu, remitansi juga akan naik seiring meningkatnya instrumen keuangan formal.

"Kami melakukan upaya ini untuk meminimalisir adanya potongan gaji yang tidak sesuai dengan cost structure. Kehadiran perbankan nasional untuk ikut memberikan fasilitas bagi TKI akan menghilangkan praktik-praktik ilegal, seperti jual beli blanko, karena Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ikut mengawasi dengan ketat hal ini," ujar Nusron.

Selain itu, multiplier effect dari program ini adalah meleknya TKI dan keluarganya dengan instrumen keuangan dan akses terhadap jasa keuangan formal. Dengan begitu, remitansi dari TKI di Singapura akan meningkat tiga lipat.

Sebagai gambaran, lanjut Nusron, remitansi di seluruh negara di Asia mengalami pertumbuhan. Namun, Singapura justru mengalami penurunan sampai 5.78 persen.

Menurut dia, penurunan itu bisa disebabkan oleh tiga hal. Pertama, gaji TKI di Singapura masih lebih rendah dibandingkan negara lain. Kedua, para TKI tidak memahami akses keuangan formal. Adapun sebab ketiga adalah adanya pihak tidak bertanggung jawab yang telah melakukan potongan berlebihan.

Di situlah, lanjut Nusron, dirinya berharap sistem layanan keuangan terpadu bisa berjalan. Sistem ini akan mewajibkan TKI membuka rekening untuk pembayaran gaji. 

"Ini bisa menjadi solusi atas praktik pemotongan gaji dan sekaligus sebagai upaya meningkatkan remitansi dari TKI," kata Nusron.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com