Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akademisi Harus Turun Tangan Bangun Desa

Kompas.com - 06/11/2015, 19:23 WIB

KOMPAS.com - Akademisi diharapkan bisa berpartisipasi aktif dalam perubahan paradigma pembangunan desa yang bergeser dari corak sentralistik menjadi pembangunan bersifat partisipatoris. Para akademisi harus bersatu padu turun tangan mendampingi masyarakat desa agar bisa mewujudkan cita-cita Desa Membangun Indonesia.

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar mengakui pembangunan partisipatoris menjadi semangat yang menjiwai reformasi dan dipertegas dalam UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.

"UU Desa berupaya mengangkat desa pada posisi yang semestinya. Secara konstitusional UU tersebut telah mengukuhkan pengakuan dan penghormatan serta pemberian kewenangan berdasarkan asal-usul desa dan kewenangan skala lokal, sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945 Pasal 18 B ayat 2," ujar Menteri Marwan saat menghadiri acara diskusi dengan tema "Peran Akademisi Dalam Pembangunan Desa, Daerah Tertinggal dan Kawasan Transmigrasi" di Kampus UIN Sunan Ampel, Surabaya, Kamis (5/10/2015).

Dengan menempatkan desa sebagai subjek pembangunan, desa akan memegang peranan strategis dalam mendukung pembangunan nasional. "Selama ini kondisi desa memang sangat ironis. Bisa dilihat desa sebagai kawasan produsen pangan, saat ini desa justru mengalami tren kekurangan bahan pangan. Tahun 2013 sebanyak 47.02 juta jiwa yang rawan pangan tersebar di 349 kabupaten di Indonesia yang  secara tipologi masuk dalam klaster kabupaten tertinggal, terluar, dan terpencil," tandasnya.

Di sisi lain, fenomena pergeseran atau peralihan pola konsumsi masyarakat perdesaan yang sangat cepat bahkan lebih tinggi dari perkotaan terhadap bahan-bahan yang berasal dari gandum atau tepung terigu. Hingga 2014, konsumsi per kapita tepung terigu di perkotaan dan perdesaan cenderung meningkat.

"Konsumsi per kapita tepung terigu di perkotaan bertumbuh 7,10 persen, sedangkan di perdesaan bertumbuh 9,67 pesen per tahun. Sementara itu, konsumsi per kapita mie instan di perkotaan bertumbuh sebesar 12,11 persen per tahun, sedangkan di perdesaan bertumbuh jauh lebih tinggi sebesar 16,99 persen per tahun," ujarnya.

Fenomena ini, menurut Marwan dinilai sangat memprihatinkan, mengingat desa merupakan kawasan produsen pangan pokok nasional  yakni beras, jagung, ubi jalar, dan lain-lain. "Seolah-olah desa harus menanggung kebutuhan pangan masyarakat perkotaan, namun disisi lain harus memenuhi kebutuhan pokok untuk pangannya sendiri," paparnya.

Melihat berbagai permasalahan tersebut, sebagai wujud komitmen pemerintah dalam membangun desa, Marwan mengajak seluruh pemangku kepentingan termasuk civitas akademik untuk mewujudkan cita-cita desa membangun Indonesia.

Berdasarkan data Kemenristek Dikti tahun 2015, jumlah dosen mencapai 160.000 orang dan jumlah mahasiswa yang aktif mencapai 5,4 juta orang. Dengan jumlah yang tidak sedikit ini, peran atau kontribusi akademisi merupakan salah satu unsur penting dalam percepatan pembangunan desa di Indonesia. "Sudah saatnya akademisi berbondong-bondong untuk turun tangan membangun desa. Gerakan turun tangan membangun desa," imbuhnya.

Selain itu, imbuh Marwan, penelitian yang dilakukan oleh para civitas akademika harusnya tidak hanya melahirkan ilmu untuk ilmu (science for science) saja tetapi  penelitian harus dapat diterapkan  secara langsung untuk kesejahteraan masyarakat. "Berdasakan data Kementerian Ristek bahwa tahun 2013 jumlah publikasi di Indonesia mencapai 171.037 publikasi selama satu tahun. Jumlah publikasi ini tidak sedikit jika betul-betul memiliki inovasi sehingga dapat diterapkan dan dipatenkan untuk kesejahteraan masyarakat," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com