Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agar Ekspor Tumbuh Subur di Tengah Sulitnya Ekonomi...

Kompas.com - 10/11/2015, 07:06 WIB
Sri Noviyanti

Penulis

 

KOMPAS.com -  Ekonomi tanah air masih melemah. Perekonomian negara tujuan utama ekspor Indonesia juga tengah melambat. Namun, pelaku usaha, terutama eksportir masih punya peluang memperluas pasar.

"Tujuan ekspor jangan hanya pasar lama atau tradisional. Saya menugaskan Menteri Perdagangan dan duta besar untuk mengejar pasar nontradisional," kata Presiden Joko Widodo seperti dilansir oleh Kompas (22/10/2015).

Sementara itu, Menteri Perdagangan Thomas Lembong mengemukakan bahwa pada akhir 2015 nanti keran ekspor diperkirakan turun 14 persen, sementara impor 17 persen. Tak lain, itu terjadi karena melemahnya perekonomian global.

Untuk itu, lanjut Lembong, pemerintah sedang giat-giatnya memberi stimulus kepada para pelaku usaha, termasuk pengekspor pemula untuk memperkuat usaha dan mendorong ekspor.

Peran eksportir

Dengan kondisi seperti itu, peran eksportir amat dibutuhkan sebagai penggenjot laju ekonomi. Namun, bukan sembarang eksportir yang akan disokong.

Pertumbuhan ekonomi pelan-pelan akan meningkat dengan mengupayakan pemasaran produk berkualitas ekspor yang tinggi konten lokalnya. Sayangnya, saat ini masih banyak produk ekspor yang kurang menjual lantaran memakai bahan baku impor.

Akibatnya, harga produk menjadi mahal dan berkurang daya saingnya. Dalam hal ini, eksportir harus lebih jeli dan teliti menghasilkan produk bernilai serta berdaya saing.

Hal lain yang belum dimaksimalkan eksportir adalah kemampuan memasarkan. Sejauh ini, eksportir kerap mengandalkan jasa agensi untuk memasarkan produknya ke luar negeri. Padahal, perkembangan digital seharusnya memudahkan langkah mereka.

Eksportir dapat memanfaatkan fasilitas dan layanan internet untuk memasarkan produk mereka sekaligus membidik pasar nontradisional. Menjajal e-commerce atau secara sederhana memanfaatkan akun media sosial sebagai wadah pemasaran rasanya bisa dijadikan langkah strategis. Ingat, produk unggulan ekspor tak akan diminati tanpa pemasaran.

Yang menjadi pertimbangan selanjutnya adalah tepatkah target yang dibidik. Untuk menyiasatinya, eksportir dapat menyasar negara tujuan ekspor teratas untuk memulai pemasaran.

Data Litbang Kompas hasil olah BPS dan Kementerian Perdagangan mengumumkan bahwa lima negara tujuan utama ekspor Indonesia 2014 adalah Jepang 23,1 persen, Tiongkok 17,6 persen, Singapura 16,7 persen, Amerika Serikat 16,5 persen, dan Korea Selatan 10,6 persen.

Dukungan perbankan

Saat tengah menjalankan bisnis internasional, eksportir tak hanya butuh strategi tapi juga jaringan dan koneksi termasuk dukungan finansial untuk pengembangan bisnis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com