Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina Merasa Disudutkan Terkait Tudingan Harga Gas Mahal di Sumut

Kompas.com - 12/11/2015, 17:24 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) angkat suara terkait mahalnya harga gas untuk industri di Sumatera Utara (Sumut).

Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, seharusnya PT Perusahaan Gas Negara (Persero) menjelaskan secara terbuka komposisi harga perolehan gasnya, sehingga tidak menimbulkan kesan bahwa Pertamina lah yang membuat harga gas di Sumut, mahal.

Melalui anak-anak usahanya, Pertamina telah menjadi anchor pasokan gas yang sangat dibutuhkan industri di sana.

Terdapat dua sumber gas, yaitu 4 MMSCFD dari lapangan Pangkalan Susu milik Pertamina EP, dan 4 MMSCFD dari LNG Donggi Senoro.

"Harga gas eks regasifikasi Arun yang dikelola Perta Arun Gas, Pertagas, dan Pertagas Niaga sampai di PGN benar 13,8 dollar AS per MMBTU," terang Wianda melalui keterangan tertulis, Jakarta, Kamis (12/11/2015).

Akan tetapi, dia bilang, 85 persen dari 13,8 dollar AS itu ditetapkan oleh pemerintah, termasuk toll fee sebesar 2,58 dollar AS plus PPN, biaya regasifikasi 1,58 dollar AS plus PPN.

Sementara itu, harga gas pipa dari Pangkalan Susu yang juga ditetapkan pemerintah adalah sebesar 8,31 dollar AS per MMBTU.

Wianda menuturkan, dengan komposisi tersebut, seharusnya PGN dapat melakukan blending price berdasarkan rata-rata tertimbang harga dan volume pasokan. Sayangnya, hal ini tidak disampaikan secara terbuka kepada masyarakat.

"Sehingga terjadi persepsi keliru, seakan-akan gas hanya bersumber dari LNG dan menyudutkan Pertamina dan anak perusahaan yang justru telah melakukan upaya optimalisasi pasokan gas dengan harga kompetitif kepada industri melalui PGN," ucap Wianda.

Dalam demikian, lanjut Wianda, untuk mengetahui harga beli dari Pertamina, PGN harus mengkombinasikan antara harga dan volume dari dua sumber tersebut, sehingga tidak bisa mengacu pada satu harga yang lebih tinggi.

"Blended price harga beli gas PGN yang diperoleh dari Pertamina dan anak perusahaannya masih di bawah 11 dollar AS per MMBTU," pungkas Wianda.

Sebelumnya, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) menyampaikan, mahalnya harga gas untuk pelanggan industri di Medan, Sumut, disebabkan harga beli dari Pertamina sudah tinggi.

Kepala Divisi Komunikasi Korporat PGN Irwan Andri Atmanto mengatakan, saat ini harga beli gas PGN yang dialirkan dari fasilitas kilang regasifikasi Arun, Aceh, Milik Pertamina sebesar 13,8 dollar AS per MMBTU.

PGN sendiri menjual gas ke industri di Medan dengan harga 14 dollar AS per MMBTU. (Baca: Harga Gas di Sumut Mahal, PGN Lempar Bola Panas ke Pertamina )

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

Whats New
Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

Whats New
RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

Whats New
Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Whats New
Erick Thohir Minta Pertamina hingga MIND ID Borong Dollar AS, Kenapa?

Erick Thohir Minta Pertamina hingga MIND ID Borong Dollar AS, Kenapa?

Whats New
Nasabah Kaya Perbankan Belum 'Tersengat' Efek Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Nasabah Kaya Perbankan Belum "Tersengat" Efek Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Whats New
Apa Saja Penyebab Harga Emas Naik Turun?

Apa Saja Penyebab Harga Emas Naik Turun?

Work Smart
Bapanas Ungkap Biang Kerok Harga Tomat Mahal

Bapanas Ungkap Biang Kerok Harga Tomat Mahal

Whats New
Jadi BUMD Penyumbang Dividen Terbesar, Bank DKI Diapresiasi Pemprov Jakarta

Jadi BUMD Penyumbang Dividen Terbesar, Bank DKI Diapresiasi Pemprov Jakarta

Whats New
Kadin Sebut Ekonomi RI Kuat Hadapi Dampak Konflik di Timur Tengah

Kadin Sebut Ekonomi RI Kuat Hadapi Dampak Konflik di Timur Tengah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com