Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ruang Udara Pondok Cabe Bersinggungan

Kompas.com - 04/12/2015, 16:46 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Keinginan Pertamina dan Garuda Indonesia untuk mengoptimalkan Bandara Pondok Cabe, harus dikaji dari aspek keselamatan. Sepanjang aspek tersebut tidak memenuhi, izin memanfaatkan bandara tersebut untuk penerbangan berjadwal akan sulit diberikan.

Direktur Navigasi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Novie Riyanto mengatakan, hingga kini pihaknya belum mendapatkan proposal untuk optimalisasi itu. Namun, Novie khawatir optimalisasi untuk penerbangan berjadwal tidak akan bisa dilakukan karena ruang udara untuk Bandara Pondok Cabe sangat sempit.

"Ruang udara Pondok Cabe bisa bersinggungan dengan ruang udara Bandara Halim Perdanakusuma, Bandara Budiarto, dan juga Bandara Soekarno-Hatta," kata Novie, di Jakarta, Kamis (3/12/2015).

Menurut Novie, Kemenhub tidak akan mempersulit pengeluaran izin yang diinginkan Pertamina. "Sepanjang mereka bisa meyakinkan kami dari aspek keselamatan, izin bisa diberikan," kata Novie.

Sementara itu, Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Arif Wibowo mengakui, keinginan mengoptimalisasi Bandara Pondok Cabe adalah untuk mewujudkan sinergi BUMN yang selama ini didengungkan oleh pemerintah.

"Bandara Pondok Cabe itu milik Pertamina, tetapi dioperasikan untuk Pelita Air Service. Bandara tersebut belum pernah direnovasi sejak 30 tahun lalu. Sekarang diperbaiki dan kami melihat bandara tersebut punya potensi untuk dikembangkan. Apalagi area tangkapan (catchment area) penumpang di sana juga besar," kata Arif.

Arif mengaku telah meninjau kondisi lapangan Bandara Pondok Cabe. Landasan berukuran 45 meter x 2.500 meter sedang dilapis ulang. Demikian juga dengan lajur pesawat dan apron sedang diperbaiki. Sementara ruang tunggu dan ruang pelaporan juga dipercantik.

"Kapasitas ruang tunggu bisa menampung sekitar 80-100 orang," kata Arif.

Menurut rencana, semua perbaikan ini bisa selesai Februari 2016. Jika memang bisa selesai Februari, lalu bisa mendapatkan izin dari Kemenhub, Garuda akan membuka penerbangan berjadwal dari Pondok Cabe.

Seperti diberitakan sebelumnya, Pertamina dan Garuda Indonesia telah menandatangani kerja sama pemanfaatan Bandara Pondok Cabe di Kementerian BUMN dan disaksikan Menteri BUMN Rini Soemarno, Senin lalu. (baca: Garuda Indonesia Terbang dari Pondok Cabe mulai Maret 2016)

Dari sewa bandara itu, Pertamina mengantongi Rp 40 miliar-Rp 50 miliar per tahun sedangkan Garuda bisa membuka penerbangan komersial berjadwal di sana. Diperkirakan pada tahap awal akan ada 30 penerbangan setiap hari. Bandara tersebut akan menghubungkan delapan kota. (ARN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com