Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingat... Tak Perlu Calo untuk Bekerja di Korea Selatan!

Kompas.com - 16/12/2015, 11:25 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Korea Selatan menjadi salah satu negara penempatan yang diperebutkan oleh calon TKI. Berbagai cara dilakukan supaya bisa bekerja di sana, termasuk dengan cara-cara yang berisiko, misalnya dengan menjadi TKI nonprosedural atau ilegal.

"Jangan menyulitkan diri sendiri dengan menjadi TKI ilegal karena akibatnya fatal. Lebih baik  ikuti prosedurnya," ujar Direktur Penempatan BNP2TKI, Agusdin Subiantoro, ketika melepas 143 TKI prosedural ke Korea Selatan, di Gedung KITCC, Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (15/12/2015).

Agusdin menambahkan, proses penempatan TKI di Korea tidak susah karena bisa dilakukan lewat daring atau internet. Siapapun bisa mendaftar secara online dari rumah masing-masing.

"Tidak perlu calo yang mengumbar janji palsu. Seleksinya obyektif, tergantung kemampuan calon TKI itu sendiri, terutama yang memiliki sertifikat kursus bahasa Korea. Para pejabat BNP2TKI pun tidak bisa campur tangan," katanya.

Saat ini TKI di Korea terdapat lebih dri 36.000 TKI. Mereka membuat paguyuban berdasarkan daerah atau berkumpul di masjid," kata Agusdin. 

Agusdin mengimbau agar para calon TKI memanfaatkan waktu kerja sesuai kontrak yang berlangsung selama empat tahun sepuluh bulan. Para calon TKI juga perlu mempelajari etos kerja orang Korea, menguasai teknologinya, bahasanya hingga kelak mampu menjadi penerjemah. 

"Gaji yang diperoleh pun dapat dimanfaatkan dengan baik. Tak perlu cuti dengan piknik ke Taiwan atau Hong Kong, lebih baik uangnya ditabung serta pergunakan bank yang menyediakan Kredit Usaha Rakyat," katanya.

Agusdin mengingatkan, para calon TKI harus mematuhi kontrak kerja. Setelah habis kontrak, mereka bisa bekerja lagi di perusahaan yang sama.

"Jangan usil memotret orang-orang di sana, sebab hal itu dilarang dan bisa dipidana. Sadari iklim dan makanan di Korea yang berbeda serta jangan lupa jaga kesehatan. Jangan sampai mengalami kecelakaan karena keluarga menunggu," kata Agusdin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Whats New
Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Whats New
Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com