Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keuntungan Menjadi Investor Reksa Dana pada Tahun 2016

Kompas.com - 05/01/2016, 06:07 WIB
Oleh Rudiyanto
@rudiyanto_zh

KOMPAS.com - Apakah Anda sudah pernah mendengar tentang reksa dana? Apakah selama ini Anda tertarik untuk berinvestasi di reksa dana, tetapi masih ragu sehingga belum memulainya?

Jika ya, maka tahun 2016 ini merupakan tahun yang baik untuk memulai reksa dana. Berikut alasan-alasannya.

Berinvestasi = Mengumpulkan Aset Produktif
Yang dimaksud dengan aset produktif adalah aset yang dapat memberikan penghasilan bagi kita di masa depan. Reksa dana adalah salah satunya.

Dengan mengumpulkan aset produktif, berarti masa depan kita bisa lebih terjamin karena hasil investasi reksa dana dapat digunakan untuk memenuhin kebutuhan di masa mendatang.

Dengan berinvestasi, berarti kita mengubah perilaku pengeluaran kita selama ini yang sifatnya konsumtif menjadi produktif. Dan waktu yang tepat untuk membangun perilaku tersebut apalagi kalau bukan sekarang di awal tahun 2016 ini.

Syarat Menjadi Investor Dipermudah
Sejak beberapa tahun belakangan ini, Otoritas Jasa Keuangan bersama dengan pelaku industri keuangan terus berusaha mengembangkan pasar modal di Indonesia. Salah satunya adalah dengan penyederhanaan persyaratan untuk menjadi investor reksa dana.

Saat ini, untuk menjadi investor cukup dibutuhkan KTP dan Tabungan di Bank. Calon investor tidak lagi dipersyaratkan untuk memiliki NPWP. Bagi calon investor yang masih belum memiliki KTP, bisa menggunakan rekening gabungan OR dengan orang tua.

Minimum investasi juga terus diturunkan. Saat ini mayoritas Manajer Investasi telah berpartisipasi pada program “Reksa Dana Mikro” yang dicanangkan oleh OJK dengan menurunkan syarat pembukaan rekening reksa dana yang sebelumnya jutaan menjadi bisa dimulai dari Rp 100.000.

Agen Penjual Reksa Dana Semakin Banyak dan Bisa Online
Jika dulunya reksa dana hanya bisa dibeli melalui cabang Manajer Investasi dan Bank di kota-kota besar, dalam beberapa tahun terakhir banyak daripada Agen Penjual Reksa Dana yang memperluas cakupan pemasarannya hingga ke daerah-daerah.

Perluasan cakupan ada yang dilakukan dengan cara menambah cabang di daerah, ada pula yang melakukan pemasaran secara online.Jadi bagi calon investor yang tempatnya belum terjangkau agen penjual, dapat melakukan pembelian secara online melalui fasilitas yang disediakan oleh agen penjual.

Penambahan cabang agen penjual dan fasilitas online tersebut juga diimbangi dengan kegiatan edukasi dan sosialisasi sehingga masyarakat tidak hanya membeli saja tapi juga memahami potensi imbal hasil dan risiko produk tersebut.

Pilihan reksa dana semakin bervariasi
Selain reksa dana konvensional yaitu reksa dana pasar uang, pendapatan tetap, campuran dan saham serta jenis reksa dana syariah, OJK pada akhir tahun lalu menerbitkan peraturan yang melahirkan jenis reksa dana syariah yang baru.

Salah satu reksa dana baru tersebut adalah Reksa Dana Syariah Efek Luar Negeri. Berbeda dengan reksa dana yang ada selama ini, dimana batasan investasi di luar negeri hanya diperbolehkan 15 persen dari dana kelolaannya, jenis reksa dana yang baru ini diperbolehkan melakukan investasi hingga 100 persen pada efek luar negeri.

Dengan demikian, bagi investor yang berminat untuk berinvestasi pada instrumen di luar negeri, tidak perlu lagi repot-repot karena bisa dilakukan melalui produk reksa dana yang tersedia di dalam negeri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com