Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Rebutan Kue" di Pariwisata Danau Toba , Rizal Ramli Beri Peringatan

Kompas.com - 09/01/2016, 14:08 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

TOBA SAMOSIR, KOMPAS.com - Pemerintah terus menggodok pengembangan pariwisata Danau Toba, Sumatera Utara. Dana puluhan triliun pun siap digelontorkan pemerintah untuk menjadikan destinasi unggulan Indonesia itu.

Namun, kekhawatiran adanya pihak-pihak nakal yang coba rebutan proyek pengelolaan Danau Toba keluar dari mulut Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli. "Banyak hal yang harus kami (pemerintah) lakukan, tapi satu syaratnya, saya enggak suka kita 'rebutan kue'," ujar Rizal saat memimpin Rakor Pengembangan Pariwisata Danau Toba di Toba Samosir, Sabtu (9/1/2016).

Menurut dia, saat ini, ada pihak-pihak yang tetap mau ambil bagian dalam pengembangan pariwisata Danau Toba. Sementara pemerintah menginginkan hanya ada satu otoritas yang mengelola pariwisata Danau Toba.

Sektor pariwisata nasional tutur dia memiliki pengalaman berharga saat mengembangkan pariwisata Candi Borobudur di Jawa Tengah. Saat itu, otoritas pariwisatanya ada empat.

Hasilnya kata Rizal, pengembangan pariwisata Candi Borobudur tidak terlalu berhasil. Pengelolanya tidak maksimal. Pengambilan keputusan jadi tidak cepat. Bila hal serupa terjadi di Danau Toba, Rizal tak segan-segan mengeluarkan Danau Toba dari daftar 10 destinasi prioritas Indonesia. "Jangan lagi bilang, 'boleh (dikembangkan) tapi saya kewenangannya tetap ada'. Itu namanya bercanda. Kalau ada yang masih mau bercanda begitu, saya akan nyatakan, saya cabut enggak jadi (pengambangan) di Danau Toba," kata Rizal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com