Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Hal yang Membuat Pelanggan Tersenyum

Kompas.com - 25/01/2016, 09:58 WIB

Oleh Jazak Yus Afriansyah
@jazakYA

KOMPAS.com -  Salah satu tantangan terbesar dalam mempertahankan pelanggan yang telah setia dengan produk atau jasa yang kita jual, adalah bagaimana mengembalikan senyum mereka ketika mereka telah tersakiti akibat layanan produk atau jasa kita yang mengecewakan.

Mereka menyampaikan keluhan dan akhirnya kecewa. Ini bukan pekerjaan mudah, karena pada hakikatnya mempertahankan hubungan lebih sulit dibandingkan dengan membangun hubungan. Apalagi jika hubungan yang telah terjalin sempat hangus terbakar.

Maka berikut adalah 6 pola pikir yang harus dimiliki serta dilakukan oleh seluruh penghuni perusahaan agar pelanggan yang murung itu kembali tersenyum dan mau rujuk kembali dengan produk dan jasa yang Anda jual.

1. Cooperative atau Kooperatif, artinya adalah cenderung mendukung, memudahkan, dan bisa bekerja sama dengan anggota personel lainnya dalam menjalankan fungsi serta tugas mengatasi keluhan pelanggan.

Pola pikir pertama ini penting karena dalam kenyataannya dalam mengatasi keluhan seringkali kita harus bekerja sama dengan bagian, departemen atau divisi lain di dalam suatu korporasi. Dalam beberapa kasus bahkan kita membutuhkan kerjasama dengan korporasi lain.

2. Colaborative atau Kolaborasi, bermakna bahwa dalam proses menjawab keberatan pelanggan, seringkali kita membutuhkan bantuan dari berbagai pemangku kepentingan, oleh sebab itu kita perlu untuk bersama-sama menjalankan proses mengatasi keluhan.

Kebersamaan tersebut hanya akan terjadi jika semua anggota tim dalam korporasi tersebut sadar dan berkolaborasi satu sama lainnya, hal ini wajar karena berdasarkan fakta empiris ada beberapa kasus keluhan pelanggan yang membutuhkan wewenang lebih tinggi, maka pola pikir kedua ini penting untuk ditancapkan.

Jika sang pemangku jabatan puncak tersebut tidak tahu dan tidak sadar bahwa wewenangnya diperlukan untuk mengatasi keluhan atau dengan kata lain tidak memiliki pola pikir kolaboratif, maka sungguh korporasi tersebut telah jatuh kedalam jurang kesialan yang nyata.

3. Supportive atau suportif atau menolong, adalah Positive mind set ketiga yang dianjurkan.

Alasan utama mengapa positive thinking berupa suportif digunakan, karena dalam proses mengatasi pelanggan ada kalanya seseorang yang bertanggung jawab secara struktural dan fungsional membutuhkan uluran tangan dari pihak lain, yang kadangkala tidak memiliki kaitan langsung dengan keluhan pelanggan.

Misalnya seorang Salesman yang terpaksa meminta masukan  dari rekan IT, karena kebetulan keluhan pelanggan yang dihadapi ada kaitan dengan IT. Jika rekan IT tersebut tidak memiliki mind set suportif atau berpikir untuk menolong, maka sungguh malang nasib salesman yang datang ke rekan IT, hanya diberikan nomor helpdesk saja.

4. Innovative atau Inovatif, yang berarti menemukan cara baru untuk melakukan pekerjaan lama, mind set keempat ini sungguh sangat berharga di era persaingan yang semakin keras dan ketat.

Dalam mengatasi keluhan pelanggan, tentu kita tidak disarankan menggunakan pendekatan lama untuk masalah baru, menggunakan referensi masa lalu untuk menjawab keluhan masa kini.

Dengan pola pikir Inovatif, seluruh elemen di dalam korprasi akan terus berikhtiar menemukan cara baru untuk menjawab problem lama yaitu bagaimana mengatasi keluhan pelanggan yang semakin bervariasi.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com