Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perajin Tas Kain Perca Menuai Berkah dari "Diet Plastik"

Kompas.com - 05/03/2016, 16:05 WIB

KOMPAS.com - Diet plastik yang digencarkan pemerintah membuka peluang baru bagi usaha mikro kecil menengah (UMKM).

Para perajin kain perca yakin bisa mengisi celah kebutuhan tas belanja yang terjangkau, sementara toko modern saat ini tak lagi menyediakan kantong plastik gratis.

Salah satu industri kreatif yang memanfaatkan kebijakan pemerintah terkait kantong plastik berbayar itu adalah UMKM kain perca Pelangi Nusantara (Pelanusa) di Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

UMKM tersebut membantu memberikan solusi, yakni dengan membuat tas hasil daur ulang sebagai pengganti kantong plastik.

"Produk kami sebagai pengganti kantong plastik untuk berbelanja itu kami beri nama reusable bag atau tas yang bisa digunakan berulang-ulang karena lebih kuat dan mampu menampung belanjaan cukup banyak. Kantong ini juga banyak pilihan warna, motif dan ukurannya," kata penggagas Pelanusa, Yanti di Malang, Rabu (2/3/2016).

Sebagai pengganti kantong plastik, reusable bag ini didesain khusus dengan dua pilihan, bermotif atau polos. Dengan begitu, tas belanja bisa digunakan konsumen perempuan dan pria.

Tak hanya itu, tas ini diklaim didesain agar kuat digunakan dalam jangka waktu lama, serta muat atau untuk untuk diisi barang-barang atau belanjaan.

Untuk tas yang bisa digunakan berulang-ulang, Yanti mengatakan, harga yang ditawarkan masih terjangkau, yaitu Rp 10.000 - Rp 75.000. Hingga saat ini sudah ada 300 tas yang mulai diproduksi.

Sejak diluncurkannya kebijakan kantong palstik berbayar di pasar modern dan swalayan, konsumen tidak lagi mendapatkan kantong plastik gratis. Jika konsumen tidak membawa kantong plastik atau tas belanja sendiri, dikenakan biaya Rp 200-Rp 500 per biji atau jika tidak ingin dikenakan biaya, bisa menggunakan karton atau kardus.

Hanya saja, konsumen lebih banyak yang memilih menggunakan kantong palstik berbayar daripada membawa tas belanja atau kantong plastik sendiri karena dianggap ribet.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com