Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada UU Anti Krisis Keuangan, Peran LPS Tetap Krusial

Kompas.com - 21/03/2016, 05:11 WIB
Aprillia Ika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Riset PT Mandiri Sekuritas menyatakan walaupun sudah ada Undang-undang Anti Krisis Keuangan yang rancangannya akan segera disahkan oleh DPR, namun peran Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) masih tetap krusial.

Tjandra Lienandjaja, Analis Mandiri Sekuritas, mengatakan jika terjadi krisis keuangan lagi seperti krisis Asia, pemerintah melalui LPS masih harus menyelamatkan sistem.

Hal ini karena dana LPS sekitar Rp 70 triliun sementara dana pihak ketiga (DPK) perbankan Rp 4.413 triliun pada 15 Desember (Rp 2.508 triliun atau 57 persen dipertanggungjawabkan).

Menurut dia, saat ini, aturan tidak memungkinkan pemerintah untuk menggunakan anggaran negara untuk menyelamatkan bank BUMN yang gagal. Dalam hal ini LPS dapat mengeluarkan obligasi yang dapat dibeli pemerintah juga.

"Bila terjadi kasus terburuk, kami meyakini Presiden dapat mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu) untuk menggunakan anggaran negara," kata Tjandra, melalui rilis ke Kompas.com, Jumat (18/3/2016).

Segera Disahkan

DPR dijadwalkan akan mengesahkan Undang-undang Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan (PPKSK), yang akan mengganti Undang-undang Jaringan Pengaman Sistem Keuangan (JPSK) hari ini.

Seluruh fraksi di DPR telah menyetujui isi dari aturan baru itu, yang akan mencegah pemerintah menggunakan APBN pada kasus kegagalan bank di masa depan.

Beberapa poin penting dari aturan baru itu adalah:

1. Pemerintah akan membuat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KKSK) yang akanmenentukan status krisis sistem keuangan dan cara penanganan masalah pada bank yang sistemik.

2. Status sistemik bank (bank lokal yang secara sistemik penting) akan ditentukan oleh OJK dan BI, dikaji setiap 6 bulan.

3. Jika ada kasus likuiditas (kemampuan mengembalikan simpanan dan krekditur lain dengan aset likuid yang tersedia), bank akan mengajukan pinjaman jangka pendek kepada BI. Baik BI dan OJK menyetujui kolateral pada fasilitas tersebut.

4. Jika ada kasus kemampuan membayar utang jangka panjang (solvency), OJK akan menangani bank dan mengajak Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) terlibat.

5. Jika ada krisis sistem keuangan (seperti pada 1998), presiden akan menentukan restrukturisasi perbankan dengan rekomendasi KKSK, dan akan membolehkan LPS menerbitkan obligasi jika seluruh sumber dana tidak tersedia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

Whats New
Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

Whats New
RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

Whats New
Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Whats New
Erick Thohir Minta Pertamina hingga MIND ID Borong Dollar AS, Kenapa?

Erick Thohir Minta Pertamina hingga MIND ID Borong Dollar AS, Kenapa?

Whats New
Nasabah Kaya Perbankan Belum 'Tersengat' Efek Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Nasabah Kaya Perbankan Belum "Tersengat" Efek Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Whats New
Apa Saja Penyebab Harga Emas Naik Turun?

Apa Saja Penyebab Harga Emas Naik Turun?

Work Smart
Bapanas Ungkap Biang Kerok Harga Tomat Mahal

Bapanas Ungkap Biang Kerok Harga Tomat Mahal

Whats New
Jadi BUMD Penyumbang Dividen Terbesar, Bank DKI Diapresiasi Pemprov Jakarta

Jadi BUMD Penyumbang Dividen Terbesar, Bank DKI Diapresiasi Pemprov Jakarta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com