Oleh Ryan Filbert
@RyanFilbert
KOMPAS.com - Boleh dibilang perkembangan industri yang berhubungan langsung dengan teknologi semakin menjadi-jadi beberapa tahun belakangan ini.
Indonesia juga mengalami perkembangan yang sangat cepat dalam soal dunia digital. Hal tersebut kita rasakan dengan begitu cepatnya sebuah siklus teknologi hingga yang berada di genggaman kita terasa cepat sekali menjadi kuno.
Gadget (gawai) yang ada di tangan kita tahun lalu sudah terasa usang pada tahun ini ketika kita masih memakainya.
Lalu bagaimana dengan potensi investasi pada perusahaan-perusahaan pengembang teknologi itu sendiri selama ini?
Mari kita menengok salah satu perusahaan teknologi terbesar yang membuat pemiliknya menjadi orang terkaya di dunia pada usia muda yaitu Microsoft.
Pergerakan saham Microsoft sepanjang tahun 2015, dibuka pada harga 46,66 dollar AS dan ditutup pada harga 55,48 dollar AS. Artinya ia memberikan kenaikan 18 persen.
Dan beberapa perusahaan yang bergerak dalam pengembangan teknologi berbasis internet juga membukukan kenaikan harga saham yang menarik, seperti Netflix yang mengalami kenaikan diatas 100 persen dalam setahun.
Amazon pun demikian. Facebook mengalami kenaikan di atas 30% dan Nvidia dengan kenaikan diatas 60 persen.
Di tahun 2015, perusahaan sektor teknologi menyumbangkan 3 perusahaan pada daftar 10 perusahaan dengan kapitalisasi terbesar di dunia:
Nama Perusahaan |
Kapitalisasi ( juta dollar AS) |
Sektor |
Apple |
724,773.10 |
Teknologi |
Exxon Mobil |
356,548.70 |
Sumber Daya |
Berkshire Hathaway |
356,510.70 |
Finansial |
|
345,849.20 |
Teknologi |
Microsoft |
333,524.80 |
Teknologi |
PetroChina |
329,715.10 |
Sumber Daya |
Wells Fargo |
279,919.70 |
Finansial |
Johnson & Johnson |
279,723.90 |
Konsumer |
Industrial & Commercial Bank of China |
275,389.10 |
Finansial |
Novartis |
267,897 |
Farmasi |
Namun perlu kita ketahui juga bahwa banyak perusahaan berbasis tekologi dan internet di dunia yang kita kenal sekalipun rupanya masih tidak membukukan sebuah keuntungan seperti Twitter, ataupun Linkedin yang juga cukup terkenal di Indonesia
Hanya Facebook yang telah berhasil membukukan keuntungan besar dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan tersebut.
Prospek investasi pada saham-saham berbasis teknologi di Indonesia sendiri saat ini belum banyak yang dapat kita beli sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Sehingga, saat ini sebagai warga Indonesia, bila ingin berpartisipasi dalam investasi pada saham-saham teknologi yang banyak menjanjikan pertumbuhan, sebut saja Apple, Microsoft, Google, atau Facebook, maka kita perlu berinvestasi di bursa Amerika.
Namun dengan seiring besarnya euforia pada perkembangan teknologi, kita juga perlu mewaspadai euforia berlebihan. Hal ini dengan selalu mengingat bahwa semua perusahaan berbasis teknologi dan internet tidak selalu bisa memberikan keuntungan meskipun perusahaan dan produknya telah kita kenal sehari-hari.
Terlepas dari masih bisa untung atau rugi saat berinvestasi saham di bidang teknologi, ada satu hal yang juga menarik, yakni membeli produk-produk teknologi untuk keperluan konsumsi.
Katakanlah membeli produk iPhone dari Apple, rupanya memiliki kepastian akan rugi karena teknologi begitu cepat berputar:
Saat Peluncuran
iPhone 4S 8GB 450 dollar AS
iPhone 5S 16GB 659 dollar AS
Harga hari ini (Maret 2016):
iPhone 4S 8GB 65 dollar AS
iPhone 5S 16GB 230 dollar AS
Sumber: Ebay.com
Barang teknologi termasuk sebagi sebuah kegiatan konsumsi yang begitu cepat mengalami perputaran, sedangkan investasi pada perusahaan berbasis teknologi secara selektif dengan memperhatikan kinerja perusahaan masih bisa memberikan potensi keuntungan yang besar.
Salam investasi utuk Indonesia