Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Prospek Investasi pada Saham Berbasis Teknologi?

Kompas.com - 02/04/2016, 08:00 WIB

                                                                                       Oleh Ryan Filbert

                                               @RyanFilbert

KOMPAS.com - Boleh dibilang perkembangan industri yang berhubungan langsung dengan teknologi semakin menjadi-jadi beberapa tahun belakangan ini.

Indonesia juga mengalami perkembangan yang sangat cepat dalam soal dunia digital. Hal tersebut kita rasakan dengan begitu cepatnya sebuah siklus teknologi hingga yang berada di genggaman kita terasa cepat sekali menjadi kuno.

Gadget (gawai) yang ada di tangan kita tahun lalu sudah terasa usang pada tahun ini ketika kita masih memakainya.

Lalu bagaimana dengan potensi investasi pada perusahaan-perusahaan pengembang teknologi itu sendiri selama ini?

Mari kita menengok salah satu perusahaan teknologi terbesar yang membuat pemiliknya menjadi orang terkaya di dunia pada usia muda yaitu Microsoft.

Yahoo Finance/ Ryan Filbert Grafik pergerakan saham Microsoft tahun 2015

Pergerakan saham Microsoft sepanjang tahun 2015, dibuka pada harga 46,66 dollar AS dan ditutup pada harga 55,48 dollar AS. Artinya ia memberikan kenaikan 18 persen.

Dan beberapa perusahaan yang bergerak dalam pengembangan teknologi berbasis internet juga membukukan kenaikan harga saham yang menarik, seperti Netflix yang mengalami kenaikan diatas 100 persen dalam setahun.

Amazon pun demikian. Facebook mengalami kenaikan di atas 30% dan Nvidia dengan kenaikan diatas 60 persen.

Di tahun 2015, perusahaan sektor teknologi menyumbangkan 3 perusahaan pada daftar 10 perusahaan dengan kapitalisasi terbesar di dunia:

Nama Perusahaan

Kapitalisasi ( juta dollar AS)

Sektor

Apple

724,773.10

Teknologi

Exxon Mobil

356,548.70

Sumber Daya

Berkshire Hathaway

356,510.70

Finansial

Google

345,849.20

Teknologi

Microsoft

333,524.80

Teknologi

PetroChina

329,715.10

Sumber Daya

Wells Fargo

279,919.70

Finansial

Johnson & Johnson

279,723.90

Konsumer

Industrial & Commercial Bank of China

275,389.10

Finansial

Novartis

267,897

Farmasi

Namun perlu kita ketahui juga bahwa banyak perusahaan berbasis tekologi dan internet di dunia yang kita kenal sekalipun rupanya masih tidak membukukan sebuah keuntungan seperti Twitter, ataupun Linkedin yang juga cukup terkenal di Indonesia

Hanya Facebook yang telah berhasil membukukan keuntungan besar dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan tersebut.

Prospek investasi pada saham-saham berbasis teknologi di Indonesia sendiri saat ini belum banyak yang dapat kita beli sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Sehingga, saat ini sebagai warga Indonesia, bila ingin berpartisipasi dalam investasi pada saham-saham teknologi yang banyak menjanjikan pertumbuhan, sebut saja Apple, Microsoft, Google, atau Facebook, maka kita perlu berinvestasi di bursa Amerika.

Namun dengan seiring besarnya euforia pada perkembangan teknologi, kita juga perlu mewaspadai euforia berlebihan. Hal ini dengan selalu mengingat bahwa semua perusahaan berbasis teknologi dan internet tidak selalu bisa memberikan keuntungan meskipun perusahaan dan produknya telah kita kenal sehari-hari.

Terlepas dari masih bisa untung atau rugi saat berinvestasi saham di bidang teknologi, ada satu hal yang juga menarik, yakni membeli produk-produk teknologi untuk keperluan konsumsi.

Katakanlah membeli produk iPhone dari Apple, rupanya memiliki kepastian akan rugi karena teknologi begitu cepat berputar:

Saat Peluncuran

iPhone 4S 8GB 450 dollar AS
iPhone 5S 16GB 659 dollar AS

Harga hari ini (Maret 2016):

iPhone 4S 8GB 65 dollar AS
iPhone 5S 16GB 230 dollar AS


Sumber: Ebay.com

Barang teknologi termasuk sebagi sebuah kegiatan konsumsi yang begitu cepat mengalami perputaran, sedangkan investasi pada perusahaan berbasis teknologi secara selektif dengan memperhatikan kinerja perusahaan masih bisa memberikan potensi keuntungan yang besar.

Salam investasi utuk Indonesia

ryan filbert Ryan Filbert
Ryan Filbert merupakan praktisi dan inspirator investasi Indonesia. Ryan memulai petualangan dalam investasi dan keuangan semenjak usia 18 tahun. Aneka instrumen dan produk investasi dijalani dan dipraktikkan, mulai dari deposito, obligasi, reksa dana, saham, options, ETF, CFD, forex, bisnis, hingga properti. Semenjak 2012, Ryan mulai menuliskan perjalanan dan pengetahuan praktisnya. Buku-buku yang telah ditulis antara lain:Investasi Saham ala Swing Trader Dunia, Menjadi Kaya dan Terencana dengan reksa dana, Negative Investment: Kiat Menghindari Kejahatan dalam Dunia Investasi, dan Hidden Profit from The Stock Market, Bandarmology , dan Rich Investor from Growing Investment.
Di tahun 2015 Ryan Filbert menerbitkan 2 judul buku terbarunya berjudul Passive Income Strategy dan Gold Trading Revolution. Ryan Filbert juga sering memberikan edukasi dan seminar baik secara independen maupun bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com