Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kini, Bisnis "Tahu Bulat Digoreng Dadakan" Tak Segurih Rasanya

Kompas.com - 17/05/2016, 13:17 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - "Tahu bulat, digoreng dadakan lima ratusan, anget-anget, gurih-gurih nyoooiii..."

Bisnis tahu bulat yang kini tengah populer di kawasan Jabodetabek ini sebenarnya bermula dari Tasikmalaya yang dijual melalui toko dan warung.

Namun berbeda dengan yang di Tasikmalaya, penjualan tahu bulat di wilayah Jabodetabek dilakukan dengan berkeliling kampung berikut dengan jingle yang diputar berulang-ulang dari pengeras suara yang dipasang di mobil pick up.

Saep Bani (45) pengusaha tahu bulat Mustika Jaya yang berada di kawasan Pamulang, Tangerang Selatan mengungkapkan, tahu-tahu yang dijual keliling juga dipasok dari Tasikmalaya.

Setiap pagi, tahu bulat mentah datang, yang selanjutnya diecer berkeliling dengan kendaraan, mulai dari jam 10 pagi hingga pukul 21.00 malam.

Satu kendaraan diawaki oleh dua orang, yakni satu orang sebagai supir dan lainnya bertugas memasak. "Saya sekarang ada 12 kendaraan, dengan dua motor dan sisanya mobil," ujar Saep Bani, kepada Kompas.com, Selasa (17/5/2016).

Setiap harinya rute 12 kendaraan tahu bulat ini mengelilingi Kota Tangerang Selatan mulai dari Ciputat, Pondok Cabe, Pamulang, Serpong, Cisauk, Celidug, Bintaro hingga Reni Jaya Pamulang.

Untuk kendaraan operasional, sebagian dimiliki sendiri oleh Saep dan ada juga yang sewa. "Kendaraan sewa, ada yang sistemnya sewa sebulan, seminggu dan harian, semua tergantung pendapatan per harinya, kalau milik sendiri cuma tiga mobil, itupun kredit," ujar Saep.

Kini Saep tengah menghadapi persaingan dengan sesama pedagang tahu bulat dari grup lain. Gurihnya laba yang dia rasakan beberapa tahun lalu, lambat laun mulai hilang di tengah ramainya pedagang makanan serupa.

Saat ini, satu kendaraan hanya mampu menjual 2.000 sampai 2.500 butir tahu. Padahal sekira dua tahun lalu, jumlah yang bisa dijual bisa lebih banyak, yakni 3.000 hingga 4.000 butir tahu per kendaraan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com