Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini 2 Rahasia Membangun Tim Pemenang

Kompas.com - 18/05/2016, 08:00 WIB

                                  Oleh Jazak YA
                                    @JazakYA


KOMPAS.com
- Pada situasi saat ini, di mana bisnis masih berjalan dengan lesu dan daya beli masyarakat masih lemas, tentu secara langsung dan tidak langusung membuat para pekerja terjangkiti perasaan galau, bahkan tidak sedikit yang mulai gamang.

Bagaimana masa depan penjualan hingga akhir tahun ini? Apakah kita sanggup meraih omset yang telah ditetapkan? Masihkah kita akan bekerja hingga akhir tahun ini?

Beberapa pertanyaan khas di atas, mengindikasikan karyawan mulai galau akan masa depan karirnya dan kelangsungan hidup profesionalnya.

Lantas Anda sebagai Pemimpin, apakah juga mengalami perasaan yang sama? Saya pribadi sangat berharap anda semua tetap tegar menghadapi masa sulit ini.

Kekuatan Komitmen

Manakah yang lebih penting untuk memastikan seseorang sanggup berkinerja mencapai cita-citanya? Apakah komitmen atau motivasi dan atau kompetensi yang merupakan kombinasi pengetahuan dan keahlian?

Berpijak pada kajian ilmiah dan pengalaman empiris, membuktikan bahwa pada masa sulit seperti ini yang paling berperan terhadap gagal atau suksesnya sebuah tim melintasi badai adalah komitmen.

Ya, komitmen adalah faktor pengali atau multiple factor, yang artinya berapapun bilangannya jika dikalikan dengan nol, maka hasilnya pasti nol.

Tanpa bermaksud meremehkan peran kompetensi, memang komitmen yang tinggi adalah juga sebagai ciri pembeda antara winning team atau tim pemenang dengan whining team atau tim pecundang.

Sebagai ilustrasi, jika Anda memiliki tim yang terdiri dari orang-orang yang sangat pintar, sangat ahli, dan berpengalaman, namun ketika mereka tidak memiliki komitmen sama sekali alias semangatnya nihil, bisa dipastikan semua keahlian dan kepintaran tersebut tidak akan berfungsi dengan maksimal alias nol.

Dan ternyata, komitmen memiliki sisi yang unik, yaitu sangat dinamis yang berarti bisa naik bisa juga turun. Saat komitmen turun inilah yang disebut dengan kondisi galau, dan nyatanya komitmen juga bisa hilang sama sekali dan inilah yang terjadi pada mereka yang ada dalam situasi gamang.

Penyebab Komitmen Naik dan Turun

Secara umum, jauhnya kenyataan dari harapan yang tinggi atas imbalan yang akan diterima menjadi salah satu pemicu mengapa komitmen bisa melorot drastis.

Penyebab lainnya adalah hilangnya rasa percaya atau keyakinan terhadap masa depan perusahaan, tempat dimana mereka berkarir. Apalagi ketika mereka menyaksikan jajaran pimpinan dan manajemen hanya bisa mengampanyekan janji yang tak kunjung terealisasi, semacam PHP!

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com