Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaga-jaga... Jangan Sampai THR Ludes, Ujung-ujungnya Utang!

Kompas.com - 24/06/2016, 09:09 WIB
Mikhael Gewati

Penulis


KOMPAS.com
 – Usai libur lebaran pada tahun lalu, Rudi justru terlihat muram. Terlena "uang gratis" tunjangan hari raya (THR), dia malah terbelit utang. Kok bisa?

Usut punya usut, Rudi terlilit utang karena THR yang ia terima dua pekan sebelum hari raya tak cukup memenuhi kebutuhan selama lebaran. Pria yang sudah mempunyai dua anak itu terlalu asyik berbelanja pakaian untuk keluarganya di pusat perbelanjaan ternama di Jakarta.

Alhasil uang THR yang dia dapat pun ludes hanya dalam waktu semalam. Padahal, kebutuhan lebaran tak cuma pakaian. (Baca juga: Alternatif... Biar Libur Lebaran Tak Menyebalkan)

Rudi masih harus pula membeli makanan khas Idul Fitri, membayar uang THR asisten rumah tangga, membayar zakat, menyiapkan biaya perjalanan mudik, dan membeli oleh-oleh untuk keluarga di kampung halaman.

Utang jadi pilihan tercepat Rudi pada saat itu. Kartu kredit terus digesek di setiap tempat dia membeli beragam kebutuhan, sampai tiba pada batas maksimal.

(Baca: Mudik, Jangan Sampai "Lupa Diri")

Usai libur lebaran, catatan utang Budi pun berderet panjang. Belum lagi tagihan kartu kreditnya bahkan sudah melebihi gaji bulanannya. 

Mulai dari 10 persen

Kisah Rudi terasa akrab? Kejadian serupa bisa menimpa siapa saja, terutama mereka yang tak biasa mengatur keuangan dengan baik.

Uang THR yang semestinya menjadi tambahan dana untuk melakukan banyak hal malah ludes begitu saja. Padahal, uang yang setiap tahun pasti diterima para pekerja itu seharusnya bisa disisihkan untuk investasi atau perencanaan masa depan.

Biar kejadian seperti Rudi tak terjadi apalagi berulang, coba biasakan langsung menyisihkan minimal 10 persen THR untuk dana investasi. Setelah itu barulah susun daftar belanja dan kebutuhan untuk berlebaran, dari pakaian, mudik, hingga THR asisten rumah tangga itu.

Terlebih lagi, ada kecenderungan pengeluaran justru bertambah selama Ramadhan dan Idul Fitri. Tak terasa tetapi nyata, tambahan pengeluaran itu muncul dari kegiatan seperti buka bersama teman-teman lama atau kolega serta beragam biaya dan kebutuhan mudik.

Karena itu, Anda tidak bisa mengandalkan uang THR saja untuk menyiapkan kebutuhan mudik dan berhari raya. Butuh strategi khusus agar kondisi keuangan tidak minus setelah lebaran berlalu.

SHUTTERSTOCK Atur keuangan Anda dengan terperinci

Sebaiknya, Anda sudah rutin mengatur keuangan bulanan. Dari sana, siapkan saja tabungan atau alokasi khusus untuk lebaran. Caranya, sisihkan 10 persen gaji, dilakukan setiap bulan.

Bila dimulai sejak bulan pertama setelah lebaran, Anda akan punya tabungan bulanan khusus untuk lebaran sebesar 10 persen gaji dikali minimal 11 bulan. Setidaknya satu kali pendapatan penuh Anda sebulan sudah tersedia untuk kebutuhan berlebaran.

Sisihan dana itu pun sebenarnya tak hanya bisa Anda pakai untuk berlebaran. Kelebihan dana setelah dipakai untuk berlebaran bisa menjadi alokasi untuk investasi, yang siklusnya berlanjut dan berulang tergantung kedisiplinan Anda dalam keuangan.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com