PANGKALPINANG, KOMPAS.com - Harga lada putih Bangka dijual seharga Rp147.500 per kilogram pada sesi penjualan, Kamis (14/7/2016). Padahal pada awal 2016, harga lada sempat mencapai Rp 168.000 per kilogram.
Mulai meningkatnya pasokan, diprediksi menjadi penyebab harga penjualan di tingkat petani mengalami penurunan.
Kepala Badan Pengelolaan, Pengembangan dan Pemasaran Lada (BP3L) Bangka Belitung, Zainal Arifin mengatakan, turunnya harga lada karena masa panen yang nyaris bersamaan di berbagai daerah.
“Meskipun terjadi penurunan, harga ini kami nilai masih cukup tinggi. Artinya petani tak perlu khawatir untuk tetap bertanam lada. Permintaan dunia terhadap lada, khususnya lada putih Bangka masih tinggi,” ujar Zainal Arifin, kepada Kompas.com, Kamis (13/7/2016).
Menurut Zainal, daerah saat ini masih mengejar target produksi untuk pasar ekspor sebanyak 20.000 ton per tahun. Sementara pada periode Januari – Juni 2016 baru terealisasi ekspor sebanyak 3.500 ton.
“Permintaan lada umumnya datang dari negara-negara Eropa, Jepang serta Vietnam,” kata Zainal.
Pengembangan Lada Putih Bangka yang telah mengantongi merk lisensi Muntok White Pepper, kata Zainal, sempat terkendala karena banyak lahan yang dijadikan tambang timah inkonvensional.
Belakangan harga timah anjlok di pasaran dunia, membuat masyarakat mulai beralih bertanam lada.
“Saat ini ada juga masyarakat yang tergiur untuk bertanam sawit, padahal lada sudah ditanam turun temurun di daerah ini. Seharusnya fokus saja ke lada. Kami berharap pemda juga membantu,” harap Zainal.