Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dedy Dahlan
Passion Coach

Passion coach yang juga penulis best seller dari buku Broken, Lakukan Dengan Hati, Ini Cara Gue, dan Passion!–Ubah Hobi Jadi Duit. Gaya penulisan dan gaya panggungnya jenaka, nyeleneh, blakblakan, kreatif, dengan materi praktikal. Biasa dipanggil Coach D, ia adalah anggota dan coach tersertifikasi dari ICF (International Coach Federation), yang memusatkan diri pada pengembangan passion dan profesi.
Instagram dan Twitter @dedydahlan
YouTube Dedy Dahlan

Memilih antara Bakat dengan Minat

Kompas.com - 01/09/2016, 06:07 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorErlangga Djumena

KOMPAS.com -  Ada bakat, ada minat.

Banyak orang yang bilang bahwa kalau sampai minat dan bakat Anda bisa pas ada di bidang yang sama, berarti Anda termasuk orang- orang dalam kategori hoki. Mungkin sama hokinya dengan orang yang …

Lalu bagaimana kalau ternyata bakat dan minat Anda berbeda? Atau malah lebih parah lagi, bakat dan minat Anda ujung- ujungan, misalnya bakatnya memecahkan masalah, eeeh taunya minatnya cari masalah. Apalagi kalau tampang Anda adalah masalahnya. Wah bisa berabe itu.

Nah, tetapi seriusnya nih, perbedaan antara bakat dan minat seringkali memang bisa bikin kita bingung dan jadi sulit menentukan pilihan. Dan seringkali, pilihan yang harus kita ambil adalah pilihan penting seperti jurusan kuliah, atau pilihan jangka panjang seperti pilihan karir dan profesi.

Saat inilah kita harus lebih serius memikirkan pilihan kita. Mana pilihan terbaik? Mana pilihan yang akan membawa Anda ke masa depan lebih baik? Mana yang bakal Anda pilih? Semua ada di tangan Anda!

Menurut saya, saat bakat dan minat kita berbeda, pilihlah MINAT. Minat Anda lebih punya potensi melejitkan keberhasilan Anda dalam jangka panjangnya!

Kenapa? Sebenarnya alasannya lebih sederhana dari yang Anda sangka.

Alasan pertama, bakat tanpa minat tidak memberikan motivasi pribadi

Bakat seringkali sinonim dengan skill dan keahlian. Atau mungkin tepatnya disebut keahlian ‘titik start’ atau faktor ‘kuadrat’ dari skill Anda di bidang tersebut. Masalahnya, walaupun punya bakat, tapi kalau tidak diiringi oleh keinginan untuk mengembangkannya, maka bakat tersebut sia- sia saja.

Akhirnya, orang- orang ‘berbakat’ seperti inilah yang sering Anda jumpai memiliki ketergantungan pada motivator atau dorongan teman- temannya untuk terus ngembangin bakatnya.

Alasan kedua, ‘bakat’ (alias skill) bisa dilatih, melatih minat jauh lebih sulit

Apa sih yang suka kita bilang sebagai ‘bakat’? Dan kapan kita bilangnya? Biasanya, kita mengatakan hal ini setelah terbukti kita bisa melakukannya. Gigih berlatih juga bisa memberi hal yang sama!

Di artikel saya “Bagaimana menjadi Jenius dalam hal apapun”, saya sudah membahas kunci untuk menjadi orang ‘berbakat’. Apa kuncinya? Terus maju, terus mencoba, dan terus mengembangkan diri sampai orang- orang di sekitar Anda mengatakan, “Gilaaa, bakat lu mah”, walaupun pada awalnya sebenarnya Anda tidak bisa apa- apa.

Minat menumbuhkan rasa penasaran, dan membuat kita mencoba untuk terus mempelajari hal baru dan terus berlatih. Pada akhirnya, ini akan membuat kita jadi semakin jago dan semakin ahli. Atau bahasa masyarakat sih, “berbakat banget sih luh”. Anda jawab saja, “Ah, cuma pake minat kok”.

True story, saya dulu tidak pernah ‘berbakat’ jadi public speaker atau penulis. Tapi setelah berhasil jadi penulis best seller, mendadak semua orang bilang kalau saya “berbakat”. Enak saja! Latihannya susah dan lama, tahu!

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Whats New
Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Whats New
Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Whats New
Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Whats New
TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Earn Smart
Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Whats New
3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

Whats New
Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Whats New
Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Work Smart
IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

Whats New
Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Whats New
Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Whats New
Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Whats New
BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com