Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani: Dunia Butuh Revolusi Industri Jilid Dua

Kompas.com - 02/09/2016, 06:00 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menilai dunia membutuhkan perubahan baru di sektor industri. Hal itu diyakini mampu membongkar stagnasi perdagangan internasional.

Menurut Sri Mulyani, stagnasi perdagangan internasional disebabkan tidak lagi berkembangnya efek rantai nilai dari industrialisasi global (global value chain).

"Sekarang diperkirakan global value chain efek itu sudah sudah matang, sudah tidak berkembang, kecuali kalau revolusi industri baru," ujar Sri Mulyani saat rapat kerja di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (1/9/2016).

Saat ini, pertumbuhan ekonomi global memang masih positif di kisaran 2,9 persen-3,1 persen pada 2016 ini. Namun tuahnya tidak menular ke pertumbuhan perdagangan internasional atau ekspor impor antar negara, yang justru mengalami stagnasi.

"Ini meluncurkan pertanyaan apakah telah terjadi perubahan industrialisasi di dunia yang mempengaruhi ekspor impor antar negara?" kata Menkeu.

Dalam satu dekade terakhir, tutur perempuan berusaha 54 tahun itu, dunia menikmati apa yang disebut global value chain itu.

Sri Mulyani mencontohkan bagaimana Samsung dan Apple mampu berkembang menjadi perusahaan raksasa berkat suplai komponennya-komponen elektronika dari negara lain.

Hal itulah yang membuat trafik ekspor impor antar negara menjadi meningkat dalam 10 tahun terakhir.

Kompas TV Utang Luar Negeri RI Lebihi Rp 4.000 Triliun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com