Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota Komisi VII DPR Dorong Pemerintah Segera Realisasikan PLTN

Kompas.com - 14/09/2016, 19:32 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

SLEMAN, KOMPAS.com - Komisi VII DPR RI mendorong pemerintah segera merealisasikan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).

Pasokan listrik saat ini belum maksimal dan kebutuhan terus bertambah, sementara jika mengandalkan energi terbarukan tidak akan cukup.

"Kita sudah kompak di komisi VII untuk mempercepat PLTN," ujar anggota Komisi VII Fraksi Partai Nasdem, Kurtubi, disela-sela kunjungan kerja di Pusat Sains dan Teknologi Akselerator Badan Teknologi Nuklir Nasional (PSTA Batan) Yogyakarta, Rabu (14/9/2016).

Menurut Kurtubi, listrik adalah kunci untuk menjadi negara berkembang. Ia menilai bahwa kebutuhan listrik di Indonesia semakin bertambah, tetapi pasokannya masih kurang.

Komisi VII DPR RI mendukung dan mendorong program 35.000 MegaWatt dan energi terbarukan.

Namun demikian, kata dia, jika hanya mengandalkan pembangkit listrik tenaga air, angin ataupun surya, maka pasokan tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan yang semakin bertambah.

"Untuk memenuhi kebutuhan, harus ada tambahan, ya dengan PLTN," kata dia.

Menurutnya, jika ingin membuka lapangan pekerjaan, salah satunya dengan memenuhi kebutuhan listrik.

Dengan demikian, para investor berani berinvestasi di Indonesia, sehingga mampu menyerap tenaga kerja.

"Kasihan anak-anak kita harus bekerja di luar negeri karena tidak ada yang mau berinvestasi di Indonesia. Listrik kurang, lapangan kerja tidak tercipta," kata dia.

Ia mencontohkan wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan daerah penghasil Jagung.

Hanya di sana tidak terdapat pabrik untuk mengolah hasil jagung karena pasokan listrik minim. Tidak adanya pabrik membuat serapan tenaga kerja akhirnya kurang maksimal.

"Semua butuh listrik , kalau model pelistrikan seperti sekarang kita akan jauh tertinggal. Malaysia sudah maju, Vietnam, bahkan Bangladesh sudah memulai PLTN," ucapnya.

Untuk itu, pemerintah harus segera membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) untuk memenuhi listrik Nasional.

"Semoga menteri ESDM yang baru nanti memahami betul pentingnya nuklir. Bila perlu setelah dilantik nanti langsung bilang, kita bangun PLTN paling lambat 2019," pungkasnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com