Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebanyak 19.000 Nelayan di Sumut Akan Dapat Bantuan Asuransi

Kompas.com - 16/04/2017, 10:00 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com - Gubernur Sumatera Utara Erry Nuradi mengatakan, sebanyak 252.000 nelayan di Sumut hidup dengan kesejahteraan yang rendah. Padahal secara geografis, Sumut berada di kawasan strategis dengan potensi perikanan tangkap mencapai 1,7 juta ton per tahun.

"Kondisi ini menjadikan Sumut kaya sumberdaya ikan, anugerah ini harus dikelola dengan bijaksana, salah satunya dengan menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan supaya kekayaan alam dapat diwariskan kepada generasi mendatang," kata Erry akhir pekan ini di Medan Sumut.

Gubernur mengatakan hal itu kepada para pengurus DPW dan DPD Persatuan Nelayan Tradisional Indonesia Sumatera Utara (PNTI) tingkat kabupaten dan kota se-Sumatera Utara yang baru dilantiknya.

Dia berharap para pengurus segera menyusun program kerja yang baik dan terukur dan dapat bekerja sama dengan pemerintah Provinsi Sumut.

Erry menargetkan 19.000 nelayan tradisional masuk Program Asuransi Nelayan Terpadu (Paten) pada 2017 ini.

Harapan diletakkannya di pundak PNTI untuk membantu mensosialisasikan peraturan dan program pemerintah, seperti pemberantasan pencurian ikan oleh nelayam asing (illegal fishing), penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan, dan sosialisasi kartu nelayan Paten.

"Target saya di 2017 ini, 19.000 nelayan ikut program Paten," pungkasnya. Ketua DPW PNTI Sumut Adhan Nur menyambut baik program Paten untuk para nelayan tradisional tersebut.

"Kita sambut baik program itu, tapi masih banyak peraturan yang belum berjalan sebagaimana mestinya dan ini berdampak pada kehidupan nelayan," ucap Adhan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com