Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sopir Truk Saat Melewati Jembatan Timbang 

Kompas.com - 28/04/2017, 07:06 WIB
Achmad Fauzi

Penulis

KARAWANG, KOMPAS.com - "Kita kan angkut ini sesuai dari arahan bos. Jadi kita nggak tau kalau melebihi muatan. Saya juga baru tau kalau melebihi kapasitas".

Begitu lah ungkapan Panikin yang berprofesi sebagai sopir truk yang terpaksa diberhentikan oleh petugas jembatan timbang, karena truk yang dikemudikannya membawa muatan yang melebihi kapasitas. 

Panikin sehari-hari bekerja mengantar barang dengan menggunakan truk tronton. Bermacam barang dia antarkan mulai dari bahan bangunan hingga bahan pokok. Kali ini pihaknya membawa pasir dari Cirebon ke Kerawang.

Namun sialnya, saat sedikit lagi sampai ke tempat tujuan, dirinya diarahkan oleh petugas dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk masuk ke dalam jembatan timbang.  Kesialan Panikin pun berlanjut, saat ditimbang muatan truk yang dikemudikan Panikin melebihi kapasitas.

Pada buku kelaikan kendaraan tertulis truk yang dikemudikan Panikin hanya dapat mengangkut muatan 24 ton, tetapi muatan yang dibawa kali ini sebesar 51 ton. Jumlah muatan yang dibawa Panikin telah jelas melanggar ketentuan berat yang ditetapkan.

Namun, kesialan Panikin berhenti, karena dirinya tidak ditilang akibat pelanggaran yang telah dilakukan.  Panikin tidak ditilang. Sebab, Kemenhub masih dalam masa sosialisasi dalam pengelolaan jembatan timbang. Panikin hanya diberikan peringatan saja agar tidak kembali mengakut muatan yang berlebih. 

Panikin mengaku tidak mengetahui berapa berat muatan yang dibawanya. Dia hanya disuruh oleh atasananya, untuk membawa muatan ke tempat tujuan yang ditetapkan. Sehingga dirinya tidak memedulikan berat muatan  yang dibawanya.  

Tidak hanya itu, Panikin pun juga mengaku pertama kali melewati  jalan raya Karawang. Biasanya, Panikin mengantar barang ke daerah Cilegon dan Rangkas Bitung. 

"Saya juga baru lewat sini, saya juga nggak tahub andaikan kapasitas segini. Saya kan dari bos ini. Jadi muatan nggak boleh segini, bolehnya segini," imbuh dia. 

Peristiwa seperti ini membuat Panikin sadar bahwa membawa muatan yang berlebih dapat membahayakan. Salah satu risikonya dapat menyebabkan kecelakaan.

Menurut Panikin, kehadiran jembatan timbang juga sangat membantu para sopir. Karena para sopir dapat mengetahui muatan yang dibawanya. Ke depan Panikin berjanji, akan terus memeriksa muatannya yang akan dibawanya. 

"Jembatan timbang ini berguna bagi sopir, harusnya muatan minim. ?Ke depan kalau diulang saya akan kurangi muatannya setengah bak,?" tandasnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com