Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bappenas: Pantai Utara Jakarta Dalam Bahaya...

Kompas.com - 11/05/2017, 20:01 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menjelaskan alasan pemerintah membangun National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) atau tanggul laut raksasa di Teluk Jakarta.

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menginstruksikan Bappenas untuk melakukan kajian terkait NCICD ini.

"Dari studi yang dilakukan, memang ada suatu masalah yang harus segera diatasi, yaitu penurunan muka tanah di Jakarta ternyata lebih cepat dari yang diperkirakan. Sebagai akibat utama dari pemakaian air tanah yang terlalu berlebihan di Jakarta," kata Bambang, kepada Kompas.com, Rabu (10/5/2017).

"Nah karena ada penurunan muka tanah di Jakarta, maka pantai utara Jakarta itu memang dalam bahaya. Sangat mudah terdampak banjir dari laut," kata Bambang.

Ia menjelaskan, Presiden Jokowi telah meminta Bappenas melakukan kajian komprehensif mengenai keterkaitan NCICD dan pulau reklamasi ini.

Di satu sisi, Pemerintah Belanda mengusulkan pembangunan NCICD. Di sisi lain, beberapa pulau reklamasi sudah dibangun di Teluk Jakarta.

"Inti studi ini yang kemudian tindaklanjutnya, kami sudah beberapa kali koordinasi di bawah (kendali) Menko Maritim. Tentunya nanti akan dibuat keputusan bagaimana langkah pemerintah untuk menindaklanjuti usulan NCICD tersebut," kata Bambang.

Kajian Bappenas mengenai NCICD sudah disampaikan ke Jokowi. Nantinya, Jokowi lah yang akan memutuskan realisasi kebijakan ini. Pembangunan tanggul ini penting dilaksanakan.

Karena selain mencegah datangnya banjir dari laut, ada ancaman banjir dari luapan sungai.

"Sungai kita posisinya sudah tidak dengan gaya gravitasi yang murni, karena posisinya sudah tidak sesuai lagi dengan lautnya. Di situ ada potensi Jakarta terancam banjir dari dua sisi, dari laut maupun dari gunung atau sungai," kata Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com