Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahana: Pasar Lebih Cermati Isu Gerakan Anti-Pemerintah ketimbang "Reshuffle"

Kompas.com - 17/07/2017, 06:06 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bahana Sekuritas dalam risetnya yang dirilis pada pekan lalu menyatakan bahwa rencana Presiden Joko Widodo untuk mengocok ulang kabinet telah mulai berdengung di pasar.

Namun demikian, Senior Associate Director, Head of Corporate Research PT Bahana Securities Harry Su bahwa yang lebih menjadi perhatian pasar tak terlalu menaruh perhatian kepada isu reshuffle.

Justru, yang menjadi perhatian pasar saat ini adalah langkah tegas pemerintahan Presiden Joko Widodo terhadap gerakan-gerakan anti-pemerintah.

"Dalam hal politik sebagai katalis pasar, kami telah melakukan wawancara kepada sejumlah fund manager. Mereka mengatakan bahwa yang lebih penting adalah langkah kongkrit pemerintah dalam mengungkap gerakan-gerakan anti-pemerintah guna mengatasi isu rasial dan agama," tulis Harry Su.

Harry menyebutkan bahwa kalaupun isu reshuffle berpengaruh terhadap pasar, dampaknya tidak terlalu signifikan.

Meski tidak terlalu signifikan dampaknya, dalam riset tersebut Bahana menyebutkan sejumlah pos menteri yang berpotensi untuk berubah. Hal itu didasarkan pada informasi yang beredar di pasar.

Salah satunya adalah pos Menteri BUMN yang saat ini dijabat oleh Rini Soemarno akan digantikan oleh Ignasis Jonan yang saat ini menjabat posisi sebagai menteri ESDM.

Rini Soemarno sendiri dikabarkan akan menjadi Kepala Staf Kepresidenan menggantikan Teten Masduki.

Adapun pos Menteri ESDM akan diduduki oleh Arcandra Tahar yang kini menjabat sebagai Wakil Menteri ESDM.

Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan disebut-sebut akan menduduki jabatan Menko Polhukam yang kini ditempati Wiranto.

Menteri Keuangan Sri Mulyani juga disebut berpeluang menggantikan posisi Darmin. Menteri Agama Lukman Hakim Syaifudin dikabarkan akan diganti oleh Yahya Cholil yang kini menjabat sebagai Sekjen Nahdlatul Ulama.

"Keputusan ini sejalan dengan sikap NU yang mendukung pemerintahan Jokowi untuk memberantas radikalisme di bangsa ini," kata Harry, dalam riset yang dikutip Kompas.com, Minggu (16/7/2017).

"Maka kami mempertahankan target IHSG tahun 2017 berada di level 6.300," kata Harry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com