Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tumbuhnya Kelas Menengah yang Optimistis

Kompas.com - 23/12/2011, 08:00 WIB

KOMPAS.com — Harapan masyarakat dalam memandang masa depan kini tampak lebih optimistis. Jika lima tahun lalu pandangan pesimistis terlihat lebih menonjol, kini sebaliknya, pandangan bernada positif lebih mewarnai. Walau demikian, pemerintah dinilai belum memiliki peran maksimal dalam mendorong percepatan kesejahteraan masyarakat.

Tumbuhnya harapan dan kepercayaan diri masyarakat pada kemampuan masyarakat di tengah menipisnya kepercayaan kepada lembaga-lembaga penyelenggara negara merupakan fenomena menarik. Di satu sisi, ia bisa menjadi petunjuk menguatnya kemandirian masyarakat, di sisi lain juga menggambarkan frustrasi masyarakat pada peran negara. Negara dipandang tidak lagi menjadi faktor penentu yang bisa diharapkan dalam mewujudkan kesejahteraan sosial.

Gambaran menguatnya kepercayaan diri masyarakat bisa dilihat dari naiknya keyakinan publik dalam memandang masa depan. Jika menjelang tahun 2007 hanya 18,2 persen responden jajak pendapat Kompas memandang kesejahteraan sosial akan semakin baik, sekarang pandangan bernada optimistis disuarakan oleh 36,4 persen.

Seiring dengan itu, sikap pesimistis semakin kecil. Hal sama juga tergambar dari pendapat mereka tentang kondisi perekonomian. Menjelang tahun 2007, hanya 21,8 persen yang merasa kondisi ekonomi akan semakin baik, tetapi sekarang, harapan itu disuarakan 39,5 persen responden. Sikap positif publik juga tergambar dari keyakinan yang makin kuat terhadap kebebasan berpendapat, pelayanan kesehatan, dan pendidikan.

Dalam dua aspek penting perekonomian masyarakat, yaitu harga-harga barang serta lapangan pekerjaan, publik masih meragukan akan terjadi perbaikan signifikan. Pandangan negatif saat ini masih lebih besar daripada pandangan positif. Terlebih pada generasi tua yang sudah berpengalaman mengamati situasi, keraguan lebih besar.

Namun, jika dibandingkan dengan lima tahun lalu, persepsi di atas sudah cukup berubah. Kalau pada waktu itu 46,8 persen responden memandang situasi lapangan pekerjaan akan memburuk dan hanya 9,4 persen yang menilai akan semakin baik, sekarang yang menyatakan memburuk turun menjadi 31 persen. Adapun 28 persen yakin akan semakin baik.

Tumbuhnya harapan masyarakat terhadap peningkatan kesejahteraan bisa jadi hanya menunjukkan fokus publik yang kian kuat pada soal-soal perbaikan kualitas hidup daripada persoalan lain. Akan tetapi, gejala ini juga dapat menjadi pertanda munculnya kelas menengah yang makin mandiri dibandingkan dengan lima tahun sebelumnya.

Studi Bank Dunia menyebutkan, kelas menengah Indonesia saat ini 56,5 persen dari 237 juta penduduk (Kompas, Selasa, 20/12). Walau masih dominan sebagai kelas yang konsumtif, indikasi menguatnya kepercayaan diri dapat menjadi modal menciptakan kreativitas yang produktif. Rasa percaya diri sangat jelas terlihat pada generasi muda di bawah 30 tahun. Mereka memandang lapangan kerja pada tahun 2012 lebih optimistis daripada generasi di atasnya.

Citra negara melemah

Kejenuhan masyarakat terhadap penyelenggara negara yang hanya disibukkan dengan konflik antarelite dan korupsi membuat masyarakat makin tidak mengacuhkan kehadiran mereka. Selama tahun 2011, wacana publik lebih kental diwarnai pertentangan dan memburuknya hubungan antarelite politik serta tarik ulur soal pemberantasan korupsi. Dua hal ini, menurut responden, menunjukkan kondisi paling buruk dibandingkan dengan persoalan lain, seperti keamanan, stabilitas politik, hubungan antaretnis, ataupun ketegangan antarpemeluk agama.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

    Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

    Whats New
    Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

    Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

    Work Smart
    INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

    INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

    Whats New
    Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

    Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

    Whats New
    Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

    Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

    Whats New
    Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

    Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

    Whats New
    Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

    Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

    Whats New
    Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

    Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

    Whats New
    Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

    Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

    Whats New
    Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

    Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

    Whats New
    IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

    IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

    Whats New
    Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

    Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

    Whats New
    Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

    Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

    Whats New
    Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

    Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

    Whats New
    Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

    Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com