Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batal Diakuisisi AirAsia, Batavia Diincar Investor Lain?

Kompas.com - 16/10/2012, 09:54 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Maskapai Batavia Air batal diakuisisi oleh AirAsia Berhad Malaysia. Kabarnya, Batavia Air sedang diincar investor lain.

Pengamat penerbangan Dudi Sudibyo menjelaskan, kemungkinan pembatalan akuisisi itu disebabkan oleh belum adanya kesepakatan di antara kedua perusahaan. "Tapi rumor yang beredar, ada investor lain yang sedang mengincar Batavia Air," kata Dudi kepada Kompas.com di Jakarta, Selasa (16/10/2012).

Kendati demikian, Dudi enggan menjelaskan siapa saja investor yang berminat mengincar saham Batavia Air tersebut. Bisa saja, Batavia Air diminati oleh perusahaan lain dengan harga yang lebih tinggi. Masalahnya, untuk bisa membeli seluruh saham Batavia Air, maka investor tersebut juga harus mengakuisisi seluruh kewajiban yang dimiliki perusahaan.

"Kabarnya juga utang yang dimilikinya tinggi. Tapi kalau mau akuisisi, memang harus menanggung utang dan aset-asetnya," ungkapnya.

Sekadar catatan, AirAsia Berhad bersama dengan rekan usaha PT Fersindo Nusaperkasa telah mengumumkan pembatalan akuisisi Batavia Air. AirAsia Berhad mengubah strategi dari kesepakatan yang telah dicapai pada 26 Juli 2012 lalu. CEO Grup AirAsia Tony Fernandes menjelaskan pihaknya melakukan perubahan strategi pada conditional share sale agreement (CSSA) bersama rekan usahanya, PT Fersindo Nusaperkasa, untuk membeli PT Metro Batavia yang mengoperasikan maskapai penerbangan Indonesia, Batavia Air (Metro Batavia) dan Aero Flyer Institute (AFI), sebuah sekolah pelatihan penerbangan (bersama dengan Grup Metro Batavia).    

Menurut Tony, setelah melakukan studi dan proses diskusi yang panjang, berbagai perbedaan budaya dari kedua perusahaan telah menimbulkan perubahan pada persetujuan awal. Proses menyatukan dua perusahaan dengan budaya yang berbeda ini ternyata akan memerlukan waktu dan usaha yang lebih banyak dari yang diperkirakan sebelumnya.   

"Dari awal kami tahu bahwa ini tidak akan menjadi transaksi yang mudah. Akan tetapi, kami mendapat pengalaman dan pelajaran yang sangat berharga, terutama dalam hal mengembangkan usaha kami di Indonesia," kata Tony di Jakarta, Senin (15/10/2012).

Kendati demikian, pihaknya tidak akan menyerah untuk melebarkan sayap di negara yang sangat potensial ini; serta mengusahakan rencana IPO dari AirAsia Indonesia dapat terlaksana secepatnya dan tetap melanjutkan kerja sama dengan Batavia Air. Keputusan yang telah dibuat oleh AirAsia dan Batavia Air berdasarkan evaluasi secara menyeluruh dari berbagai pihak.

"Waktunya mungkin kurang tepat karena dapat menimbulkan banyak risiko serta dapat memengaruhi para pemegang saham di antara keduanya," tambahnya.

Baca artikel terkait di Lika Liku Akuisisi AirAsia-Batavia Air

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

    Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

    Whats New
    Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

    Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

    Whats New
    Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

    Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

    Whats New
    Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

    Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

    Whats New
    Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

    Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

    Whats New
    9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

    9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

    Whats New
    Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

    Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

    Whats New
    OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

    OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

    Whats New
    Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

    Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

    Whats New
    Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

    Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

    Whats New
    60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

    60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

    Whats New
    Surat Utang Negara adalah Apa?

    Surat Utang Negara adalah Apa?

    Work Smart
    Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

    Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

    Whats New
    Kemenhub Bebas Tugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

    Kemenhub Bebas Tugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

    Whats New
    Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

    Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com