Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akuisisi Batavia Batal, Untung bagi Indonesia

Kompas.com - 17/10/2012, 09:36 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pembatalan akuisisi Batavia Air oleh AirAsia dinilai justru menguntungkan Indonesia. Sebab, pihak asing tidak akan menguasai maskapai dalam negeri.

Pengamat penerbangan Dudi Sudibyo menjelaskan, maskapai dalam negeri seharusnya bisa berkibar di dalam negeri sendiri dulu. "Maskapai domestik seharusnya kuat di dalam negeri dulu. Kalau sudah kuat di dalam negeri, baru ekspansi ke luar. Untung saja akuisisi batal, jadi perusahaan kita tidak dikuasai oleh asing melulu," kata Dudi kepada Kompas.com di Jakarta, Rabu (17/10/2012).

Menurut Dudi, prospek bisnis penerbangan di dalam negeri masih sangat bagus. Bila mampu menjalankan bisnis secara tepat dan efisien, maka pihak maskapai diharapkan bisa mendapat keuntungan gemilang di dalam negeri.

Di sisi lain, Batavia Air dinilai tidak perlu ekspansi rute ke luar negeri dulu. Sebab, rute-rute domestik masih belum banyak dilayani oleh beberapa maskapai. "Batavia ini kan aneh, rute di dalam negeri belum banyak digarap, malah terbang ke Timur Tengah. Di sana kan banyak kompetitor besar. Sebaiknya kuatkan rute dalam negeri dulu," tambahnya.

Dudi menyarankan agar Batavia Air bisa meniru model bisnis Garuda Indonesia. Selama ini, maskapai pelat merah tersebut fokus melayani rute penerbangan domestik. Setelah kuat di domestik, Garuda Indonesia mulai melayani penerbangan dari dan ke luar negeri.

"Selain itu, yang penting adalah positioningnya. Batavia Air ini mau bergerak di level low cost carrier (penerbangan berbiaya murah), medium, atau high class. Itu yang harus diperjelas," katanya.

Sekadar catatan, AirAsia Berhad bersama dengan rekan usaha PT Fersindo Nusaperkasa telah mengumumkan pembatalan akuisisi Batavia Air. AirAsia Berhad mengubah strategi dari kesepakatan yang telah dicapai pada 26 Juli 2012 lalu.

CEO Grup AirAsia Tony Fernandes menjelaskan, pihaknya melakukan perubahan strategi pada conditional share sale agreement (CSSA) bersama rekan usahanya, PT Fersindo Nusaperkasa, untuk membeli PT Metro Batavia yang mengoperasikan maskapai penerbangan Indonesia, Batavia Air (Metro Batavia) dan Aero Flyer Institute (AFI), sebuah sekolah pelatihan penerbangan (bersama dengan Grup Metro Batavia).    

Menurut Tony, setelah melakukan studi dan proses diskusi yang panjang, berbagai perbedaan budaya dari kedua perusahaan telah menimbulkan perubahan pada persetujuan awal. Proses menyatukan dua perusahaan dengan budaya yang berbeda ini ternyata akan memerlukan waktu dan usaha yang lebih banyak dari yang diperkirakan sebelumnya.   

"Dari awal kami tahu bahwa ini tidak akan menjadi transaksi yang mudah. Akan tetapi, kami mendapat pengalaman dan pelajaran yang sangat berharga, terutama dalam hal mengembangkan usaha kami di Indonesia," kata Tony di Jakarta, Senin (15/10/2012).

Kendati demikian, pihaknya tidak akan menyerah untuk melebarkan sayap di negara yang sangat potensial ini; serta mengusahakan agar rencana IPO dari AirAsia Indonesia dapat terlaksana secepatnya dan tetap melanjutkan kerja sama dengan Batavia Air.

Keputusan yang telah dibuat oleh AirAsia dan Batavia Air berdasarkan evaluasi secara menyeluruh dari berbagai pihak. "Waktunya mungkin kurang tepat karena dapat menimbulkan banyak risiko serta dapat memengaruhi para pemegang saham di antara keduanya," tambahnya.

Ikuti perkembangannya di topik Lika Liku Akuisisi AirAsia-Batavia Air

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

    IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

    Whats New
    Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

    Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

    Whats New
    Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

    Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

    Whats New
    Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

    Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

    Whats New
    Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

    Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

    Whats New
    Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

    Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

    Whats New
    Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

    Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

    Whats New
    Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

    Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

    Whats New
    MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

    MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

    Whats New
    Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

    Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

    Whats New
    Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

    Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

    Whats New
    Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

    Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

    Whats New
    Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

    Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

    Whats New
    Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

    Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

    Whats New
    9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

    9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com