Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Wajar, BI Minta Asas Resiprokal ke Singapura

Kompas.com - 22/05/2013, 10:10 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat perbankan, Tony Prasetyantono, menilai wajar permintaan Bank Indonesia (BI) kepada bank sentral negara lain untuk membuka asas resiprokal perbankan. Sebab, selama ini, bank sentral negara lain menutup keinginan bank nasional untuk membuka cabang di sana.

"Saya kira (BI) wajar meminta resiprokal (dengan bank sentral negara lain)," kata Tony saat ditemui di kantor BI Jakarta, Selasa malam (21/5/2013).

Tony menambahkan, jumlah perbankan di Singapura hanya sekitar 10 bank. Sebab, bank sentral Singapura juga membatasi jumlah bank yang beroperasi di sana. Terlebih lagi, dengan jumlah penduduk hanya sekitar 5 juta jiwa, jumlah bank tersebut sudah dinilai cukup.

Di sisi lain, Indonesia memiliki penduduk sekitar 240 juta jiwa dengan penetrasi akses masyarakat ke perbankan masih rendah, masih sekitar 24 persen sehingga potensi untuk meraup keuntungan bagi bank di Tanah Air atau bahkan bank asing justru semakin besar di Indonesia.

"Memang Singapura cenderung protektif dalam hal ini, tapi kita malah cenderung terbuka," katanya.

Namun, karena lokasi Singapura merupakan lokasi strategis, perbankan Indonesia masih memiliki peluang untuk membuka kantor cabang di sana. Selama ini, perbankan Indonesia hanya boleh berbisnis remitansi, khususnya bagi tenaga kerja Indonesia yang bekerja di sana.

"Tapi, nanti bisa menggarap bisnis ekspor impor, khususnya dari pedagang atau pengusaha Indonesia di sana. Kebanyakan pengusaha kan menyimpan uang di Singapura, jadi nanti lebih baik menyimpan uang di bank nasional di Singapura," jelasnya.

Di sisi lain, bank nasional yang ingin membuka kantor cabang di Singapura atau negara lain, hal ini tentu saja akan menjadi nilai tambah bagi perbankannya sendiri. "Minimal akan punya positioning yang baik di mata investor," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Emiten Prajogo Pangestu BREN Targetkan Capex Rp 2,5 Triliun Tahun Ini

    Emiten Prajogo Pangestu BREN Targetkan Capex Rp 2,5 Triliun Tahun Ini

    Whats New
    KKP Tangkap 2 Kapal Ikan Pelaku Penyelundupan Manusia di Perairan Teluk Kupang

    KKP Tangkap 2 Kapal Ikan Pelaku Penyelundupan Manusia di Perairan Teluk Kupang

    Whats New
    Pengeluaran Masyarakat untuk Bayar Utang Kembali Meningkat

    Pengeluaran Masyarakat untuk Bayar Utang Kembali Meningkat

    Whats New
    IHSG Berakhir di Zona Hijau , Rupiah Melemah

    IHSG Berakhir di Zona Hijau , Rupiah Melemah

    Whats New
    Rugi Sepatu Bata Bengkak 79,6 Persen Sepanjang 2023

    Rugi Sepatu Bata Bengkak 79,6 Persen Sepanjang 2023

    Whats New
    Dilapokan ke KPK karena Dugaan Laporan Kekayaan Tidak Wajar, Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan

    Dilapokan ke KPK karena Dugaan Laporan Kekayaan Tidak Wajar, Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan

    Whats New
    Simak 10 Jenis Pekerjaan 'Work From Anywhere' Paling Dicari Perusahaan pada 2024

    Simak 10 Jenis Pekerjaan "Work From Anywhere" Paling Dicari Perusahaan pada 2024

    Work Smart
    Ingin Sukses? Hindari Tiga Kalimat Toksik Ini!

    Ingin Sukses? Hindari Tiga Kalimat Toksik Ini!

    Work Smart
    Mendagri: Manajemen Tata Kelola Bawang Putih Kurang Bagus

    Mendagri: Manajemen Tata Kelola Bawang Putih Kurang Bagus

    Whats New
    Kurs Rupiah 13 Mei 2024 di Bank Mandiri hingga BRI

    Kurs Rupiah 13 Mei 2024 di Bank Mandiri hingga BRI

    Whats New
    Perluas Pasar ke Kancah Global, Bea Cukai Lepas Ekspor Produk Tenggiri dan Tuna Senilai 239.000 Dollar AS

    Perluas Pasar ke Kancah Global, Bea Cukai Lepas Ekspor Produk Tenggiri dan Tuna Senilai 239.000 Dollar AS

    Whats New
    Populasi Ikan Belida Terancam, KKP Lakukan Pendataan

    Populasi Ikan Belida Terancam, KKP Lakukan Pendataan

    Whats New
    Staf Jokowi Bantah Mahalnya Harga Bawang Putih karena Harga Impor yang Tinggi dari China

    Staf Jokowi Bantah Mahalnya Harga Bawang Putih karena Harga Impor yang Tinggi dari China

    Whats New
    Bank Sampoerna Cetak Laba Bersih Rp 26,3 Miliar pada Kuartal I 2024

    Bank Sampoerna Cetak Laba Bersih Rp 26,3 Miliar pada Kuartal I 2024

    Whats New
    Perumnas Bangun Hunian Modern di Cengkareng untuk Milenial

    Perumnas Bangun Hunian Modern di Cengkareng untuk Milenial

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com