Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Respon Langkah the Fed, Bank Indonesia Siap Masuk ke Pasar

Kompas.com - 20/06/2013, 18:52 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia akan mengantisipasi dampak penghentian stimulus perekonomian oleh bank sentral AS, Federal Reserve.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan bank sentral akan menjaga likuiditas valuta asing yang ada di pasar. Sebab, dengan asing hengkang dari pasar Indonesia ini menyebabkan ketersediaan valas menipis.

Selain itu, BI juga akan melakukan koordinasi dengan pemerintah dalam rangka membuat bauran kebijakan serta berkoordinasi dengan Kementerian BUMN, sebab perusahaan-perusahaan milik pemerintah juga menjadi pelaku ekonomi.

"Kami akan jaga agar pasokan valas tidak kurang. Tapi ini sifatnya hanya sementara saja," ujarnya, Kamis (20/6/2013).

Menurutnya, hengkangnya investor asing dari pasar Indonesia erat kaitannya dengan rfencana diakhirinya pemberian stimulus ekonomi AS oleh the Fed. Untuk itu, malam ini BI dan pemerintah akan menggelar pertemuan melalui Forum Komunikasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK).

Seperti diberitakan, the Fed kemungkinan akan mulai mengurangi pembelian obligasi mulai akhir tahun ini dan mengakhirinya pada pertengahan 2014.

"Jika data ekonomi yang dirilis ke depannya sesuai prediksi dan membaik secara konsisten, komite mempertimbangkan untuk mengurangi nilai pembelian obligasi secara bertahap pada akhir tahun ini," jelas Gubernur Federal Reserve  Ben Bernanke Rabu (19/6/2013) waktu setempat.

Dia menambahkan, jika data ekonomi secara keseluruhan sejalan dengan prediksi perekonomian, pihaknya akan terus mengurangi nilai pembelian hingga paruh pertama tahun depan, dan mengakhiri pembelian obligasi sekitar pertengahan tahun.

Namun, Bernanke menekankan bahwa the Fed tidak memiliki rencana pasti untuk mengakhiri program pembelian aset tersebut.

Bernanke menyampaikan pidatonya setelah the Federal Open Market Committe kemarin menyatakan the Fed terus mempertahankan kebijakan pembelian obligasi bulanan senilai 85 miliar dollar AS per bulan hingga risiko perekonomian dan pasar tenaga kerja AS  turun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Pasar Kripto 'Sideways', Simak Tips 'Trading' untuk Pemula

Pasar Kripto "Sideways", Simak Tips "Trading" untuk Pemula

Earn Smart
Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Whats New
Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Spend Smart
Gandeng BUMDes, Anak Usaha SMGR Kembangkan Program Pengelolaan Sampah

Gandeng BUMDes, Anak Usaha SMGR Kembangkan Program Pengelolaan Sampah

Whats New
Daftar 27 Bandara Baru yang Dibangun Selama Pemerintahan Presiden Jokowi

Daftar 27 Bandara Baru yang Dibangun Selama Pemerintahan Presiden Jokowi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 10 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 10 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Whats New
Ini Program Pertagas yang Dinilai Dapat Menggerakkan Perekonomian Masyarakat Desa

Ini Program Pertagas yang Dinilai Dapat Menggerakkan Perekonomian Masyarakat Desa

Whats New
Kenaikan BI Rate Jadi 6,25 Persen Tidak Perlu Dikhawatirkan

Kenaikan BI Rate Jadi 6,25 Persen Tidak Perlu Dikhawatirkan

Whats New
6 Instrumen Keuangan yang Cocok untuk Membangun Dana Darurat

6 Instrumen Keuangan yang Cocok untuk Membangun Dana Darurat

Spend Smart
Gelar RUPST, PT Timah Umumkan Susunan Direksi Baru

Gelar RUPST, PT Timah Umumkan Susunan Direksi Baru

Whats New
[POPULER MONEY] Usai Tutup Pabrik, Bata Akan Lakukan Usaha Ini | Temuan Ombudsman soal Dana Nasabah di BTN Raib

[POPULER MONEY] Usai Tutup Pabrik, Bata Akan Lakukan Usaha Ini | Temuan Ombudsman soal Dana Nasabah di BTN Raib

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com