Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Tarif Angkutan, Menperin: Kadin dan Organda Selesaikan secara Adat

Kompas.com - 21/06/2013, 14:30 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Perindustrian MS Hidayat meminta para pengusaha untuk melakukan pendekatan kepada Organisasi Gabungan Angkutan Darat (Organda) mengenai tarif angkutan umum dalam menghadapi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

"Kami minta Kadin melakukan pendekatan dengan Organisasi Gabungan Angkutan Darat (Organda) terkait rencana kenaikan tarif angkutan ini. Sebab, tarif angkutan memang tidak pernah naik sejak 2009," kata Hidayat saat konferensi pers di kantor Kementerian Perdagangan Jakarta, Jumat (21/6/2013).

Hidayat meminta Kadin melakukan pertemuan dengan Ketua Organda untuk merumuskan rencana kenaikan harga angkutan di seluruh Indonesia bila pemerintah telah mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi ini. Sebab, sampai saat ini, rencana kenaikan tarif angkutan itu belum disetujui pemerintah.

"Kami minta Kadin dan Organda bisa menyelesaikan tarif angkutan ini secara adat supaya kenaikannya itu jadi kesepakatan bersama dengan pemerintah," tambahnya.

Seperti diberitakan, Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta Soedirman mengatakan, pihaknya telah mempersiapkan persentase kenaikan tarif angkutan umum jika pemerintah telah memutuskan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Menurut dia, Organda akan mengusulkan kenaikan tarif sekitar 30 persen.

"Maksimal persentase kasarnya 30 persen karena usulan yang akan disampaikan kepada Pemprov DKI itu apa saja yang memicu kenaikan BBM ini," kata Soedirman saat dihubungi wartawan di Jakarta, Selasa (18/6/2013).

Komponen-komponen seperti suku cadang, oli, ban, serta biaya hidup pengemudi, kata dia, menjadi dasar perhitungan kenaikan tarif. Besaran kenaikan berdasarkan harga barang di pasaran terkena dampak atas kenaikan BBM tersebut.

Terkait usulannya tersebut, Soedirman mengaku akan mendiskusikan lebih lanjut bersama Dinas Perhubungan DKI dan Komisi B DPRD DKI yang membidangi transportasi.

"Pengajuan kenaikan tarif nanti bukan mengacu pada persentase harga BBM, tapi dampak dari harga kenaikan BBM itu. Kalau naiknya 100 persen, kita tetap mengacu ke harga pasar," ujarnya.

Lebih lanjut, Soedirman mengatakan, bila pemerintah peduli terhadap sektor angkutan umum, seharusnya pemerintah dapat memberikan subsidi kepada para pengusaha angkutan umum.

Jika hal itu terjadi, Organda tidak akan mengusulkan kenaikan tarif angkutan umum. Sekadar catatan, rapat paripurna DPR RI, Senin (17/6/2013) kemarin, telah menyetujui rencana kenaikan harga BBM bersubsidi.

Hasil itu diperoleh melalui mekanisme voting dengan hasil 338 anggota DPR menyetujui kenaikan harga BBM, sementara 181 lainnya menolak. Dengan demikian, sudah bisa dipastikan bahwa pemerintah akan menaikkan harga BBM bersubsidi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

    BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

    Whats New
    Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

    Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

    Whats New
    Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

    Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

    Whats New
    Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

    Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

    Rilis
    INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

    INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

    Whats New
    Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

    Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

    Whats New
    OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

    OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

    Rilis
    Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

    Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

    Whats New
    Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

    Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

    Work Smart
    INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

    INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

    Whats New
    Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

    Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

    Whats New
    Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

    Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

    Whats New
    Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

    Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

    Whats New
    Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

    Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

    Whats New
    Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

    Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com