Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Analis Terpecah soal Masa Depan Harga Emas

Kompas.com - 28/06/2013, 20:12 WIB


LONDON, KOMPAS.com
— Prediksi analis terbelah dalam memprediksi masa depan harga emas. Di satu sisi harga komoditas tersebut akan naik dalam beberapa waktu ke depan, sedangkan di sisi lain memprediksi harga emas melanjutkan pelemahannya.

Dari survei yang dilakukan Bloomberg, 15 analis memperkirakan harga emas akan mulai naik pada pekan depan. Sementara itu, 14 analis memproyeksikan harga emas semakin melorot dan 3 analis menyatakan netral.

Dalam dua pekan ini saja, harga emas turun 16 persen dan menyentuh 1.180,50 per ounce pada hari ini. Level tersebut adalah yang terendah sejak Agustus 2010. Harga logam ini anjlok signifikan pada kuartal ini, setelah investor melepas kepemilikan emasnya, menyusul penurunan harga yang terjadi.

Emas memasuki harga terendahnya sejak 1981, setelah beberapa investor tak lagi percaya dengan portofolio ini, dan di tengah spekulasi bahwa bank sentral AS akan memangkas stimulus ekonomi.

“Untuk itu, saat ini kita sudah memasuki waktu di mana harga emas tak lagi terkena tekanan karena sudah oversold. Ada banyak pembeli strategis yang memanfaatkan anjloknya harga emas ini," ujar Thorsten Polleit, ekonom perusahaan investasi terkemuka di Eropa, Degussa Goldhandel GmbH.

Dia meyakini, harga emas akan kembali terangkat pekan depan setelah harga saat ini berada di posisi terbawah.

Di pasar London, harga emas turun 28 persen pada tahun ini menjadi 1.202 dollar AS per ounce, dan kembali melemah hingga 25 persen pada kuartal ini.

Sebelumnya, harga emas naik signifikan antara rentang 2008-2011, dan mencapai titik tertinggi di level 1.921,15 pada September 2011. Kenaikan itu dipicu oleh The Fed yang memangkas suku bunga acuan.

Ketika permintaan emas tidak terlalu bagus, di pasar Asia sejumlah investor memanfaatkan kondisi ini dengan memborong komoditas tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com