Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banggar Sepakati Arah dan Kebijakan RAPBN 2014

Kompas.com - 04/07/2013, 21:19 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Panitia Kerja (Panja) Badan Anggaran (Banggar) DPR akhirnya menyepakati 10 arah dan kebijakan Belanja Pemerintah Pusat pada RAPBN tahun 2014. Namun kesepakatan ini belum mencakup jumlah besaran anggaran yang akan dialokasikan.

Dalam Rapat Banggar, di Gedung DPR, Kamis, (4/7/2013), Panja Kebijakan Belanja Pemerintah Pusat menyepakati 10 arah dan kebijakan Belanja Pemerintah Pusat pada RAPBN tahun 2014. Adapun 10 arah tersebut antara lain :

Pertama, mendukung pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan efisien. Upaya ini dilakukan melalui penjagaan pendapatan riil aparatur pemerintah dan pensiunannya, melanjutkan program reformasi birolrasi dan pengendalian belanja barang.

"Terutama untuk operasional dan perjalanan dinas,"ujar Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Askolani.

Kedua, mendukung pelaksanaan program-program pembangunan untuk mencapai sasaran pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan. Caranya dengan meningkatkan anggaran infrastruktur dalam rangka mendukung MP3EI untuk pembangunan infrastruktur pada enam koridor ekonomi, domestic connectivity, serta ketahanan energi dan ketahanan pangan.

Selain itu, pemerintah juga harus memperkuat program perlindungan sosial dan sinergi 4 kluster penanggulangan kemiskinan dalam rangka mendukung MP3EI, memacu belanja modal terutama transportasi publik. D. Mendukung program ketahanan pangan nasional dengan mengutamakan kedaulatan pangan, serta pengadaan rumah.

Ketiga, mendukung peningkatan pertahanan dan keamanan, melalui peningkatan rasio polisi dengan rakyat, penambahan perangkat TNI/Polri dan mendorong pencapaian minimum essential forces (MEF).

Keempat, menyusun kebijakan subsidi yang lebih tepat sasaran serta pengembangan energi baru dan terbarukan.

Kelima, meningkatkan kapasitas mitigasi dan adaptasi perubahan iklim melalui dukungan konvervasi lingkungan, dan memitigasi potensi bencana. "Termasuk pengembangan ekonomi hijau," lanjut Askolani.

Keenam, melaksanakan pendidikan berkualitas serta meningkatkan kemudahan akses pendidikan dan terjangkau bagi masyarakat.

Ketujuh, mendukung pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).

Kedelapan, mengantisipasi risiko perlambatan pemulihan perekonomian global.

Kesembilan, mendukung pelaksanaan dan keamanan pemilu 2014 yang lancar dan demokratis untuk menjaga stabilitas nasional.

Kesepuluh, perbaikan perencanaan dan pelaksanaan anggaran untuk mengoptimalkan penyerapan belanja negara dan meningkatkan kualitas pembangunan.

Paparan Askolani tak mendapat respon penolakan berarti. Hingga akhirnya Wakil Ketua Banggar Olly Dondokambey mengetok palu tanda persetujuan.

Saat ditemui seusai rapat, Askolani mengakui agenda rapat Banggar hari ini hanya menyepakati kebijakan, belum menyepakati angka apapun terkait anggaran.

"Sebab sampai sekarang kan pemerintah masih harus mendesain anggaran. Angka-angka itu baru muncul nanti dalam pembacaan nota keuangan dalam Pidato Presiden 16 Agustus nanti," pungkasnya. (Adhitya Himawan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com