Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Janji Manis Budidaya Buah Ajaib (1)

Kompas.com - 12/07/2013, 13:17 WIB

KOMPAS.com - Tanaman miracle fruit alias buah ajaib kian populer belakangan. Buah ini banyak diburu orang, karena kemampuannya dalam mengubah rasa di lidah menjadi manis. Makanya, buah yang habitat aslinya di Afrika Barat ini kerap dimanfaatkan orang yang diet gula dan penderita diabetes.

Terlihat tanaman dengan nama latin Synsepalum dulcificum ini seperti jenis perdu. Buahnya berbentuk kecil mirip melinjo, dengan warna kemerahan.  

Salah satu tempat yang membudidayakan buah ajaib ini adalah Sentra Tani Bogor. Kepala Pemasaran Sentra Tani Bogor, Deni Hadian bilang, sebenarnya buah ajaib sudah masuk ke Indonesia sejak 10 tahun lalu. Tapi, baru mulai populer sekitar 2010. "Kami sendiri sudah mulai budidaya miracle fruit sejak 2007," ujarnya.

Deni bilang, sejauh ini, miracle fruit populer berkat efek pengubah rasa menjadi manis. Rasa manis tersebut berasal dari zat miraculin. "Sedangkan, khasiat spesifik bagi kesehatan, belum ada penelitian lebih lanjut. Namun, beberapa studi menyebut, buah ini bagus untuk diet, karena menimbulkan sugesti rasa makanan manis," tutur Deni.

Pebudidaya lain, Dian Lestari sudah membudidayakan miracle fruit sejak tiga tahun silam. Pemilik Harvin Green di Bogor ini tertarik membudidayakan tanaman ini, karena mulai banyak dicari orang. Di sisi lain, belum banyak yang menggeluti budidayanya. Apalagi, harga jualnya terbilang tinggi.

Dian menjual satu bibit miracle fruit ukuran 20-30 cm seharga Rp 85.000. Sementara, bibit setinggi 50 cm dibanderol Rp 125.000. Adapun, tanaman yang sudah berbuah dilego Rp 250.000 hingga Rp 500.000 per pohon.  Omzetnya bisa mencapai Rp 10 juta sebulan dari menjual satu jenis tanaman unik ini.

Sementara, Deni bilang, Sentra Tani Bogor mematok harga berdasarkan ukuran dan usia tanaman. Rentang harganya Rp 250.000-Rp 1 juta. Makin tua pohonnya, harganya kian mahal. "Paling mahal 1,2 meter, berumur tujuh tahun," ungkap Deni.

Ia juga menjual ukuran bibit 10-15 cm seharga Rp 50.000. Lantaran makin populer, Sentra Tani Bogor bisa menjual hingga 50 pohon sebulan. Dari tanaman ini saja, bisa menghasilkan omzet Rp 13 juta, dengan laba bersih 35 persen.

Menurut Deni, mayoritas pembeli merupakan kolektor tanaman yang berasal dari Jabodetabek, Kalimantan, Sulawesi, hingga Bali.

Dian mengamininya. Katanya, paling banyak pembelinya adalah kolektor penyuka tanaman unik dari wilayah Jakarta dan kota lain di Pulau Jawa.

Buah ini dinilai membantu penderita diabetes. Sebab, setelah memakannya, kecapan lidah jadi manis. "Ini memberi efek manis tanpa gula," ucapnya.  (Bersambung) Baca: Tahan Panas, Buah Ajaib Gampang Dibudidayakan (2)
(Pravita Kusumaningtias, Revi Yohana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com