Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dahlan: Penjualan Merpati Tetap Minta Izin DPR

Kompas.com - 16/07/2013, 14:47 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan masih yakin dalam menawarkan maskapai PT Merpati Nusantara Airline kepada investor. Setelah dapat investor nanti, pemerintah tetap akan minta izin ke DPR mengenai penjualan maskapai pelat merah tersebut.

"Kalau soal minta persetujuan DPR, ya nanti. Sekarang baru akan mencari investor dulu," kata Dahlan saat ditemui di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Selasa (16/7/2013).

Saat ini, pemerintah masih mencari solusi untuk menawarkan Merpati ke sejumlah investor. Meski demikian, Merpati saat ini memang mengalami kesulitan, khususnya menangani masalah utang sejumlah Rp 6 triliun.

Bagaimanapun, kata Dahlan, investor tidak akan mau membeli perusahaan dengan nilai kewajiban lebih tinggi. Sementara itu, keuntungan Merpati belum signifikan.

Dahlan saat ini juga sedang mencari opsi untuk menyelamatkan Merpati, termasuk menukar utang perseroan dengan saham Merpati. Nantinya, saham tersebut bisa kembali dijadikan uang setelah Merpati bisa melakukan initial public offering (IPO).

"Itu jadi salah satu opsi terbaik, tapi tidak gampang minta persetujuan itu. Jangan-jangan, belum dapat (persetujuan itu), mati Merpatinya. Tapi dulu Garuda Indonesia bisa melakukan itu," tambahnya.

Masalahnya, kata Dahlan, Garuda Indonesia merupakan maskapai kebanggaan Indonesia sehingga proses pengalihan utang menjadi saham saat itu lebih cepat selesai. "Seharusnya, Merpati kalau mau jadi kebanggaan kita juga harus digitukan. Caranya juga seperti itu. Selesai sudah masalah. Tapi ternyata prosesnya tidak segampang itu," ungkapnya.

Sekadar catatan, Menteri BUMN Dahlan Iskan memang berencana menjual Merpati Nusantara Airline karena membutuhkan dana besar untuk operasionalnya. Terlebih lagi, saat ini, Merpati masih memiliki total kewajiban hingga Rp 6 triliun, yang otomatis membebani operasionalnya.

Beragam suntikan dana dan penawaran ke investor strategis telah diupayakan. Namun, hingga saat ini belum ada investor yang berminat membeli Merpati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF Lewat ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF Lewat ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com