"Namun, seperti nasihat saya kepada politisi-politisi yunior saya, santri alim di pesantren itu biasa. Nah kalau sudah masuk ke Jakarta, dan dia masih tetap alim, itu baru santri (luar biasa). Saya memang sering melihat akademisi, aktivis, atau siapa saja yang pada awalnya idealis, lalu berubah drastis ketika sudah masuk ke dalam kekuasaan, baik di eksekutif, legislatif, maupun yudikatif," ujar Drajad, Rabu (14/8/2013).
Dia mengaku agak terkejut ketika Rudi Rubiandini bersedia masuk BP Migas, apalagi menjadi Wakil Menteri ESDM. "Sebenarnya, sebagian besar pandangan yang bersangkutan tidak cocok dengan kebijakan pemerintahan sekarang. Idealnya, orang-orang seperti itu tetap di luar pemerintahan," jelasnya.
Namun, menurut Drajad, Rudi Rubiandini menjadi berubah ketika masuk ke lingkaran kekuasaan. "Jika benar yang bersangkutan menerima suap seperti tuduhan KPK, saya merasa kehilangan rekan seperjuangan," ujar Drajad.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.