Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hatta: Paradigma Pembangunan Ekonomi Indonesia Harus Diubah

Kompas.com - 26/08/2013, 11:41 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, Indonesia harus mengubah cara pandang (paradigma) pembangunan ekonomi selama ini. Hal ini agar Indonesia makin bisa bersaing, tidak hanya di negara sekawasan ASEAN tapi juga dengan dunia.

Selama ini, sebut Hatta, paradigma pembangunan ekonomi Indonesia terlalu mengedepankan pengendalian alam (nature control and manipulation). Paradigma ini telah berlangsung satu setengah abad terakhir.

"Ke depan nanti, kita harus melakukan pergeseran paradigma pembangunan ekonomi yang lebih berorientasi pada partisipasi dengan alam (participation with nature)," kata Hatta saat menyampaikan orasi "Akselerasi Pembangunan Berbasis Pengetahuan: Optimalisasi Kebijakan Inovasi" di Gedung BPPT Jakarta, Senin (26/8/2013).

Ia mengatakan, pembangunan ekonomi dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan energi, pangan, transportasi, air bersih, sanitasi, kesehatan, telekomunikasi, infrastruktur utamanya cyberstructures serta secara makin berkelanjutan, makin berkesinambungan dan makin berkeadilan.

Hatta menambahkan, demikian pula peran inovasi teknologi,  yang dalam pembangunan ekonomi di masa lalu sering hanya sebatas menggelorakan peningkatan produktivitas dan daya saing, juga harus segera ditransformasikan secara fundamental.

Saat ini dan ke depan nanti, inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi harus makin difokuskan pada keberpihakan bagi ekosistem. Sementara peningkatan produktivitas dan daya saing juga harus makin diarahkan guna mendukung peningkatan kualitas preservasi dan kelestarian lingkungan, pembangunan berkelanjutan serta pengelolaan sumber daya terbarukan yang ramah lingkungan.

"Ke depan juga Indonesia juga makin mendesak khususnya peningkatan peran pembangunan ekonomi dalam mengentaskan kemiskinan dan memperbaiki kemakmuran global," tambahnya.

Di sisi lain, kecenderungan pembangunan ekonomi ke depan akan semakin terintegrasi. Integrasi ekonomi ini akan bercirikan persaingan semakin ketat. ASEAN akan menjadi pasar tunggal dan kawasan berdaya saing. Sehingga, Indonesia harus meningkatkan daya saing dan kemandirian bangsa agar keluar sebagai pemenang dalam persaingan. Selain itu, Indonesia akan semakin besar dalam hal intervensi dan makin dalamnya penetrasi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di semua ranah pembangunan ekonomi.

Paradigma baru nanti, kata Hatta, akan menjadi faktor pokok yang menentukan produktivitas, kualitas daya saing serta intensitas kompetisi pembangunan ekonomi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Whats New
Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com