Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lion Air Bantah Isu Pilot Asing Hengkang

Kompas.com - 03/09/2013, 11:24 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com
 — PT Lion Mentari Airlines (Lion Air) membantah isu hengkangnya sejumlah pilot asing dari maskapai itu. Direktur Umum Lion Air Edward Sirait menegaskan, isu tersebut murni persaingan bisnis maskapai. Namun, Edward enggan menyebutkan lawan bisnis yang dimaksud.

"Itu tidak benar, 45 pilot hengkang tidak mungkin," kata Edward seperti dikutip Tribunnews.com, Selasa (3/9/2013).

Sementara itu, terkait isu pilot asing Lion menuntut gaji dengan mata uang dollar Amerika Serikat karena melemahnya nilai tukar rupiah, Edward mengatakan bahwa sebelum pilot asing menandatangani kontrak dengan manajemen Lion, biasanya perusahaan terlebih dahulu menawarkan kepada sang pilot mata uang yang diinginkannya sebagai pembayaran gaji. Baik dollar AS maupun rupiah, Lion berusaha mengabulkan permintaan tersebut sesuai kontrak.

"Tapi kalau pilot asing ternyata ingin meninjau ulang kontrak mereka soal pembayaran gaji, maka pilot asing biasanya harus menunggu hingga kontrak pilot dinyatakan habis. Setelah itu mereka bisa negosiasi ulang dengan Lion, mata uang apa yang mereka inginkan untuk gaji," paparnya.

Selama ini kontrak pilot asing Lion Air berkisar dua hingga tiga tahun. Beda halnya dengan pilot lokal yang memiliki durasi kontrak lebih panjang, yaitu 5 hingga 20 tahun.

Saat ini Lion Air memiliki 1.200 pilot. Pilot domestik terdiri dari 1.000 orang, sedangkan sisanya pilot asing. "Gaji pilot asing dan lokal tidak jauh berbeda. Namun, pilot asing dapat fasilitas tempat tinggal karena mereka jauh dari rumah. Dengan demikian, tidak akan ada ketimpangan kesejahteraan yang mengakibatkan kecemburuan," ujarnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, seorang sumber yang enggan disebutkan identitasnya mengatakan, penundaan keberangkatan (delay) yang dialami pesawat Lion Air ternyata terkait terpuruknya mata uang rupiah terhadap dollar AS.

Sang sumber yang merupakan pilot senior di sebuah maskapai penerbangan nasional mengungkapkan, hal itu disebabkan para pilot asing yang dipekerjakan oleh Lion enggan dibayar dengan rupiah.

"Mereka enggak mau dibayar pakai rupiah yang terus anjlok. Mereka (pilot asing) maunya dibayar pakai dollar AS," ujar sang sumber kepada Tribunnews.com.

Sementara itu, pihak Lion Air enggan membayar para pilot asing itu dengan dollar AS. Hal itu dikarenakan akan berdampak sangat besar terhadap keuangan perusahaan. Akibatnya, lanjut si sumber, para pilot asing mogok dan pulang ke negara masing-masing, dan tak mau mengemudikan pesawat Lion Air sebelum dibayar dengan uang dollar AS.

"Jumlahnya sekitar 45 orang (pilot asing yang minta dibayar dengan dollar AS). Jelas saja itu sangat memengaruhi operasional Lion," tuturnya.

Sementara itu, Kementerian Perhubungan menyatakan, rentetan delay yang terjadi di berbagai penerbangan Lion Air dikarenakan adanya masalah ketenagakerjaan di kantor maskapai tersebut di Bali.

Direktur Angkutan Udara Kementerian Perhubungan Djoko Murjatmodjo menjelaskan, banyak karyawan Lion Air di Bali yang mengundurkan diri. Kondisi itu mengakibatkan maskapai tersebut menunda banyak jadwal penerbangan.

"Sampai saat ini kami juga masih menunggu penjelasan Lion Air sehubungan dengan rentetan delay itu," ujarnya.

Menurut Djoko, banyaknya karyawan Lion Air yang mundur itu cukup mengganggu operasional penerbangan. Untuk itu, dia akan memanggil manajemen perusahaan dalam waktu dekat ini.

"Tentunya Lion Air harus memberikan kompensasi kepada para penumpang yang dirugikan akibat terlambatnya penerbangan. Hal ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
May Day 2024, Pengemudi Ojek Online Tuntut Status Jadi Pekerja Tetap

May Day 2024, Pengemudi Ojek Online Tuntut Status Jadi Pekerja Tetap

Whats New
BTN Imbau Masyarakat Tak Tergiur Penawaran Bunga Tinggi

BTN Imbau Masyarakat Tak Tergiur Penawaran Bunga Tinggi

Whats New
ADRO Raih Laba Bersih Rp 6,09 Triliun pada Kuartal I 2024

ADRO Raih Laba Bersih Rp 6,09 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com