Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Defisit Neraca Perdagangan Bukan Kesalahan Mendag

Kompas.com - 07/09/2013, 10:04 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom Center for Information and Development Studies (Cides) Umar Juoro mengatakan defsit neraca perdagangan yang terjadi hingga tahun ini bukanlah akibat dari ketidakmampuan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan dalam menata kebijakan perdagangan di tanah air.

Penilaian ini sekaligus mengomentari pernyataan Ketua Lembaga Pengkajian, Penelitian dan Pengembangan (LP3E) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Didik J Rachbini. “Salah alamat kalau defisit perdagangan itu ditujukan kepada Menteri Perdagangan,” kata Umar di Jakarta, Sabtu (7/9/2013).

Ia menambahkan, defisit neraca perdagangan yang terjadi hingga pertengahan tahun ini lebih banyak dipengaruhi oleh defisit pada ekspor minyak dan gas (migas) daripada sektor nonmigas.

Sementara, sektor migas tidak dikelola secara langsung oleh Kementerian Perdagangan melainkan oleh kementerian terkait, yakni Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Seperti diketahui, neraca perdagangan pada Juli 2013 mencatat defisit sebesar 2,3 miliar dollar AS dibandingkan defisit pada Juni 2013 sebesar 0,9 miliar dolar AS. Defisit neraca perdagangan terutama terjadi pada sektor migas yang mencapai 1,86 miliar dollar AS. “Itu paling besar defisit di sektor migas. Di Indonesia, tanggung jawab pemerintahan itu dibagi habis di kementerian/lembaga terkait. Misal, soal ekspor atau impor itu langsung terkait ke kementeriannya, seperti ekspor migas itu menjadi tanggung jawab Menteri ESDM,” jelasnya.

Saat ini, kata Umar, bukan saatnya untuk saling menyalahkan terkait masih tingginya defisit neraca perdagangan, khususnya di sektor migas. Namun, yang dibutuhkan saat ini adalah koordinasi strategis antarkementerian atau lembaga terkait guna mengatasi berbagai persoalan tersebut. Dibutuhkan pemikiran-pemikiran yang solutif.

Salah satu gagasan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan soal global value chains misalnya, patut diacungi jempol. Yakni, konsep dimana setiap negara, termasuk Indonesia berperan sebagai penyedia bahan baku, produk antara, dan produk akhir. Di satu sisi, gagasan ini tentu dapat mendorong pertumbuhan sektor manufaktur di Tanah Air.  “Termasuk, dalam mengatasi persoalan ekspor impor yang selalu menghantui Indonesia selama ini,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pesawat SQ321 Alami Turbulensi, Ini Kata CEO Singapore Airlines

Pesawat SQ321 Alami Turbulensi, Ini Kata CEO Singapore Airlines

Whats New
10 Daerah Penghasil Karet Terbesar di Indonesia

10 Daerah Penghasil Karet Terbesar di Indonesia

Whats New
5 Dekade Hubungan Indonesia-Korsel, Kerja Sama Industri, Perdagangan, dan Transisi Energi Meningkat

5 Dekade Hubungan Indonesia-Korsel, Kerja Sama Industri, Perdagangan, dan Transisi Energi Meningkat

Whats New
Negara Penghasil Karet Terbesar Ketiga di Dunia adalah Vietnam

Negara Penghasil Karet Terbesar Ketiga di Dunia adalah Vietnam

Whats New
OJK Cabut Izin BPR Bank Jepara Artha di Jawa Tengah

OJK Cabut Izin BPR Bank Jepara Artha di Jawa Tengah

Whats New
Efek Taylor Swift, Maskapai Penerbangan Catat Lonjakan Perjalanan Udara ke Eropa

Efek Taylor Swift, Maskapai Penerbangan Catat Lonjakan Perjalanan Udara ke Eropa

Whats New
Bukan Hanya Bitcoin, Aset Kripto 'Alternatif' Juga Kian Menguat

Bukan Hanya Bitcoin, Aset Kripto "Alternatif" Juga Kian Menguat

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Kemenhub Sebut Kenaikan TBA Tiket Pesawat Tunggu Momen yang Tepat

Kemenhub Sebut Kenaikan TBA Tiket Pesawat Tunggu Momen yang Tepat

Whats New
Tiga Negara di Dunia dengan Jumlah Penduduk Terbesar, India Juaranya

Tiga Negara di Dunia dengan Jumlah Penduduk Terbesar, India Juaranya

Whats New
Proses Studi Kelayakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Dilanjutkan Pemerintahan Prabowo-Gibran

Proses Studi Kelayakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Dilanjutkan Pemerintahan Prabowo-Gibran

Whats New
Cek Harga Bahan Pokok, KPPU Sidak Pasar di 7 Kota

Cek Harga Bahan Pokok, KPPU Sidak Pasar di 7 Kota

Whats New
Kebijakan Impor Terbaru Dinilai Bisa Normalkan Pasar

Kebijakan Impor Terbaru Dinilai Bisa Normalkan Pasar

Whats New
Jadi Tuan Rumah ITS Asia Pacific Forum, Indonesia Bakal Pamerkan Transportasi di IKN

Jadi Tuan Rumah ITS Asia Pacific Forum, Indonesia Bakal Pamerkan Transportasi di IKN

Whats New
Apindo Nilai Kolaborasi TikTok Shop-Tokopedia Bisa Pacu Transformasi Digital di RI

Apindo Nilai Kolaborasi TikTok Shop-Tokopedia Bisa Pacu Transformasi Digital di RI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com