Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mobil Murah "Tenggak" BBM Bersubsidi, Pertamina Bungkam

Kompas.com - 16/09/2013, 19:06 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — PT Pertamina Persero masih enggan membocorkan soal konsumsi bahan bakar minyak (BBM) yang melonjak akibat penjualan mobil murah ramah lingkungan (low cost green car/LCGC).

Saat ini, Pertamina akan terus menyiapkan pasokan BBM atas lonjakan penjualan mobil. "Saya tidak mau komentar soal itu," kata Direktur Utama PT Pertamina Karen Agustiawan saat ditemui di Gedung DPR Jakarta, Senin (16/9/2013).

Khusus untuk lonjakan konsumsi BBM pada Agustus, Karen menjelaskan bahwa kebutuhan masyarakat terhadap BBM selama periode tersebut memang tinggi. Bagaimanapun, kebutuhan BBM yang tinggi ini karena kondisi Lebaran. Oleh karena itu, impor BBM selama Juli melonjak signifikan. Hal itu untuk mengantisipasi konsumsi BBM yang melonjak pada Agustus dan setelahnya.

"Memang kita harus stok beberapa hari kalau Lebaran, selalu ada peningkatan dan setelah itu turun lagi atau normal lagi," jelasnya. Sayangnya, Karen masih enggan menjelaskan lonjakan kebutuhan BBM di periode tersebut.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, kebijakan penerapan mobil murah ramah lingkungan berdampak pada lonjakan konsumsi BBM. Dengan demikian, diperkirakan kuota BBM akan kembali melonjak.

"Dengan adanya mobil murah, maka kemampuan masyarakat untuk membeli ini semakin meningkat. Artinya, populasi mobil ini akan semakin meningkat seiring dengan kebutuhan BBM juga meningkat, kata VP Corporate Marketing PT Pertamina Ali Mundakir di kantornya, Jakarta, Jumat (13/9/2013).

Ia menambahkan, kondisi ini seharusnya disadari oleh pemerintah. Hal ini tentunya akan menyebabkan kuota BBM hingga akhir tahun bisa melonjak, bahkan hingga tahun depan.

Ali menganggap dengan kebijakan mobil murah ini akan kembali terjadi jarak (gap) antara kuota BBM dari pemerintah dan pertumbuhan jumlah kendaraan yang ada.

"Kalau mobil murah ini banyak dibeli masyarakat menengah, efek berantainya sering digunakan, maka perlu BBM. Dengan kebijakan ini, konsumsi BBM meningkat. Konsekuensinya harus disadari dalam penetapan kuota BBM di APBN," jelasnya.

Awal bulan ini, agen tunggal pemegang merek (ATPM), seperti Honda, Toyota, dan Daihatsu, merilis mobil murah ramah lingkungan. Bahkan produksi ATPM ini bisa mencapai 4.000 unit per bulan.

Sementara itu, pesanan mobil yang ada mencapai 11.000 unit, sedangkan kuota BBM hingga akhir tahun ini mencapai 48 juta kiloliter (KL), meningkat dari sebelumnya 46 juta KL. Bahkan Menteri ESDM Jero Wacik sendiri memperkirakan kuota BBM bisa menembus level 50 juta KL bila tidak ada rencana pengendalian kuota BBM.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com