Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nilai Tukar Rupiah Terburuk Se-Asia

Kompas.com - 17/09/2013, 14:12 WIB
Bambang Priyo Jatmiko

Penulis

Sumber Bloomberg

SINGAPURA, KOMPAS.com — Defisit neraca pembayaran semakin menekan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Akibatnya, rupiah mencatat rekor sebagai mata uang paling buruk kinerjanya se-Asia. Nilai tukar rupiah ini lebih buruk dibandingkan rupee India.

Dari kompilasi data yang dilakukan Nomura Holdings Inc, sebagaimana dikutip oleh Bloomberg Selasa (17/9/2013), nilai tukar rupiah telah melemah 13,9 persen sejak Juni. Kondisi ini melampaui kinerja rupee yang pada periode sama melemah 10 persen.

Sebagaimana diketahui, rupee terpuruk dan sempat menjadi mata uang dengan kinerja terburuk di Asia. Akan tetapi, kerja keras dari bank sentral India menyebabkan pelemahan itu berhasil diredam, tanpa harus menaikkan suku bunga acuan.

Dalam hal ini, bank sentral India memasok kebutuhan dollar AS untuk tiga perusahaan pengimpor migas terbesar di negara itu.

Sejauh ini, Bank Indonesia telah memulai langkah agresif sejak 2005 dengan melakukan pengetatan moneter, mengikuti Brasil dan India untuk mengantisipasi pelemahan nilai tukar. Di sisi lain, cadangan devisa yang dimiliki Indonesia berada di bawah 100 miliar dollar AS, tepatnya 92,99 miliar dollar AS per Agustus.

"Defisitnya neraca pembayaran menjadi faktor utama penyebab anjloknya nilai tukar. Tidak hanya berasal dari suplai dollar AS, tetapi juga terkait faktor kepercayaan terhadap perekonomian Indonesia," ujar Euben Paracuelles, ekonom Nomura.

Defisit

Untuk itu, perusahaan investasi itu memperkirakan defisit akan menipis pada semester II tahun ini. Akan tetapi, terjadinya capital outflow akibat pemangkasan stimulus oleh the Fed akan menjadi faktor dominan yang menekan nilai tukar rupiah.

Pada bulan ini, Pemerintah Indonesia telah melepas sukuk senilai 1,5 miliar dollar AS dengan imbal hasil paling tinggi sejak 2009. Di sisi lain, pemodal asing telah menarik dana hingga 2,66 miliar dollar AS dari Bursa Efek Indonesia, terhitung sejak Juni.

"Untuk itu, hanya satu opsi yang bisa dilakukan untuk meningkatkan nilai tukar rupiah, yaitu dengan menaikkan suku bunga acuan," tulis riset Credit Suisse Group AG yang dirilis pekan lalu.

Credit Suisse juga menyebutkan bahwa Indonesia adalah negara yang paling rentan terkena imbas pengurangan stimulus ekonomi the Fed ketimbang negara-negara ASEAN lainnya, seperti Thailand dan Filipina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com