Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebutuhan Valas Pertamina untuk Impor Menyusut

Kompas.com - 20/09/2013, 09:59 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com - 
Kebutuhan valuta asing yang diperlukan untuk mengimpor minyak oleh PT Pertamina ternyata sudah berkurang.

Direktur Utama Pertamina Keren Agustina, menghitung, jumlah dollar Amerika Serikat (AS) yang dipakai untuk membeli minyak sudah di bawah 100 juta dollar AS setiap bulan. Biasanya, rata-rata setiap bulan Pertamina butuh dollar sebesar 150 juta dollar AS.

Keren menjelaskan, ada beberapa alasan mengapa hal itu terjadi. Pertama karena perusahaan energi berstatus Badan Usaha Milik negara (BUMN) itu sudah bisa mengurangi stok minyak nasional dari 22 hari menjadi hanya untuk 17 hari saja.

Dengan berkurangnya jumlah stock yang harus disiapkan, maka volume impor yang harus dilakukan juga ikut menyusut. "Yang jelas sekarang kebutuhan valas kami menjadi berkurang," ujarnya, Kamis (19/9/2013) di Jakarta.

Selain itu, rencana penambahan kadar bio diesel dalam solar sebesar 10 perssen juga akan mengurangi kebutuhan impor minyak. Rencananya, kebijakan ini akan mulai diterapkan pada tanggal 1 September 2013 mendatang.

Kebutuhan BBM subsidi masih tinggi

Sementara itu, Menteri koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan jumlah impor Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi diperkirakan memang akan menurun di beberapa bulan mendatang.

Hanya saja, hatta tidak menjelaskan seberapa besar kemungkinan penurunan impor BBM bersubsidi tersebut. "Tergantung rupiahnya bagaimana," ujarnya.

Selain karena kebijakan penambahan jumlah biodiesel dalam dollar, penurunan nilai impor juga akan terjadi jika penguatan rupiah terus terjadi. Meski begitu Hatta mengatakan tingkat konsumsi BBM bersubsidi memang belum menunjukkan akan terjadi penurunan. Sebab, kebutuhan masyarakat akan BBM bersubsidi masih tetap tinggi.

Dari data di badan Pusat Statistik (BPS) diketahui jumlah nilai impor minyak mentah Indonesia pada bulan Juli 2013 mencapai 1,17 miliar dollar AS. Naik dibandingkan impor di bulan Juni yang mencapai 1,11 miliar dollar AS. Sementara sepanjang tahun ini hingga Juli jumlah impor mencapai 8,074 miliar dollar AS, naik dari tahun sebelumnya pada periode yang sama yang mencapai 6,179 miliar dollar AS.

Adapun selama ini jumlah impor BBM merupakan salah satu penyebab dari defisit neraca perdagangan Indonesia.  Pada bulan Juli 2013 saja, neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit dari sisi nilai sebesar 2,31 miliar dollar AS. Defisit nilai perdagangan tersebut disebabkan komoditas migas sebesar 1,86 miliar dollar AS, dan non migas sebesar 0,45 miliar dollar AS.  (Asep Munazat Zatnika )

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com