Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Importir Tak Perlu Tunggu Rekomendasi Impor Sapi Potong

Kompas.com - 26/09/2013, 15:46 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Bachrul Chairi mengatakan, 72.500 ekor sapi potong bisa didatangkan tanpa menunggu rekomendasi dari Kementerian Pertanian.

"Sapi siap potong kemarin telah dirapatkan koordinasi di kantor Dipo (Sekretaris Kabinet, Dipo Alam), dapat direalisasikan tanpa perlu mendapat rekomendasi," kata Bachrul di kantor Kementerian Perdagangan, di Jakarta, pada Kamis (26/9/2013).

Menurut Bacrul, rekomendasi lama masih bisa digunakan, sehingga Kementerian Perdagangan bisa segera mengeluarkan Surat Persetujuan Impor (SPI). Ia mengatakan hari ini, SPI sudah bisa terbagi dan sudah diambil oleh para pemilik feedlotter yang akan melakukan importasi sapi siap potong.

"Durasi waktunya berlaku sampai akhir Desember 2013 ini. Kita berharap mereka segera memberi jadwalnya yang bisa saya update ke media, sehingga bisa memberikan gambaran tentang ketersediaan dan juga dalam kaitannya demi melakukan stabilisasi harga," jelasnya.

Sementara itu, untuk sapi bakalan, sekitar 46.000 ekor masih diperlukan rekomendasi. Bachrul mengatakan, saat ini pihaknya masih menunggu revisi dari Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No. 85 Tahun 2013 tentang Pemasukan Sapi Bakalan, Sapi Indukan, dan Sapi Siap Potong ke dalam Wilayah Negara Republik Indonesia.

"Sapi bakalan yang mengacu Permentan No. 85 yang kira-kira dapat menghambat pengeluaran rekomendasi. Hari ini bisa diteken. Bisa dikeluarkan satu, dua hari ke depan," kata dia.

Sementara itu, Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan, mengatakan revisi Permentan tersebut sebagai kunci untuk mendatangkan sapi bakalan, yang diharapkan dapat mendorong stabilisasi harga. "Tapi kuncinya, kalau revisi ini enggak dilakukan, tetap tidak berlaku SPI-nya. Tanya deh Mentan. Mereka janjinya satu, dua hari ini, katanya hari ini diteken," ujar Gita.

Sebagai informasi, aturan tersebut berubah karena pemerintah sudah tidak menerapkan sistem kuota impor. Rekomendasi Persetujuan Pemasukan (RPP), yang sebelumnya ditandatangani oleh Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan atas nama Menteri Pertanian, berubah menjadi Rekomendasi Teknis Kesehatan Masyarakat Veteriner yang ditandatangani oleh Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Pascapanen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com